Kacau Balau Penerbangan Inggris karena Penyebab Mengejutkan

by -101 Views

Sebagian penerbangan di Inggris mengalami penundaan dan pembatalan dengan durasi yang lama tahun lalu. Akibatnya ribuan penumpang terdampar selama berhari-hari setelah 1.500 penerbangan dibatalkan pada 28 Agustus 2023.

Saat itu, sistem perencanaan penerbangan terkomputerisasi di Layanan Lalu Lintas Udara Nasional (Nats) membatasi jumlah pendaratan pesawat akibat “masalah teknis” menimpa sistem kontrol. Nats menyebut itu dimatikan karena suatu kesalahan.

Kini Otoritas Penerbangan Sipil (Civil Aviation Authority/CAA) mengungkapkan alasan di balik kacaunya penerbangan di Inggris tersebut. Hal ini akibat personil penting sedang bekerja dari rumah atau work from home (WFH).

Laporan sementara CAA, yang diterbitkan pada Kamis (14/3/2024) menunjukkan bahwa penyelesaian masalah ini “lebih berlarut-larut dibandingkan yang seharusnya”. Hal itu karena tidak adanya beberapa insinyur senior di kantor saat itu.

Laporan CAA menyebut para personil yang menjabat sebagai insinyur tersebut memerlukan waktu 90 menit untuk tiba di lokasi kantor Nats di Swanwick, Hampshire untuk memulai ulang sistem secara manual.

Tinjauan atas insiden tersebut menunjukkan bahwa krisis tersebut dipicu oleh ketidakmampuan sistem komputer Nats untuk memproses data yang tidak biasa dalam rencana penerbangan tersebut.

Hal ini menunjukkan bahwa dua titik arah, atau penanda navigasi, dengan kode yang sama memicu ‘kesalahan pengecualian kritis’ yang memaksa sistem dan cadangannya memasuki mode ‘aman dari kegagalan’. Penanda navigasi diserahkan oleh maskapai penerbangan kepada pengontrol lalu lintas udara untuk meminimalkan risiko tabrakan di udara.

Menurut perkiraan regulator penerbangan, lebih dari 700.000 penumpang terkena dampak insiden tersebut. Termasuk 300.000 orang yang penerbangannya dibatalkan. CEO Airlines UK, Tim Alderslade, menyatakan bahwa perencanaan dan prosedur ketahanan dasar Nats tidak memadai dan jauh di bawah standar yang diharapkan untuk infrastruktur nasional sebesar ini. Sementara Michael O’Leary, kepala eksekutif Ryanair, menuntut perubahan manajemen senior di Nats.