Serangan Israel ke Jalur Gaza terus berlanjut pada hari ke-21. Konflik antara Israel dan kelompok Hamas dari Palestina juga telah meluas ke Tepi Barat dan negara-negara sekitar. Jumlah korban tewas akibat serangan udara Israel dalam 24 jam terakhir mencapai 481 orang. Sejak dimulainya konflik, total 7.028 warga Palestina telah tewas, di mana 66% di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.
Serangan Israel juga menyebabkan 30 orang jurnalis tewas, termasuk 25 jurnalis Palestina, 4 jurnalis Israel, dan 1 jurnalis Lebanon. Pasukan militer Israel memblokir akses ke Masjid Al-Aqsa sehingga hanya sedikit orang yang bisa masuk untuk menjalankan salat Jumat. Beberapa pria juga dilaporkan dianiaya secara fisik oleh polisi Israel di Lion’s Gate.
Selain itu, sebuah roket menghantam sebuah gedung di Tel Aviv dan melukai sedikitnya tiga orang. Beberapa roket lain yang diluncurkan ke Tel Aviv berhasil dicegat. Pasukan Hamas juga berhasil menghadang upaya operasi Israel di pantai Rafah di Gaza Selatan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa setidaknya 94.000 liter bahan bakar diperlukan setiap hari untuk menjaga operasi penting di 12 rumah sakit besar di Gaza. Kekurangan bahan bakar dan pasokan medis membahayakan 1.000 pasien yang memerlukan dialisis ginjal, 130 bayi prematur di inkubator, 2.000 pasien kanker, dan pasien dalam perawatan intensif. Badan PBB juga memperingatkan bahwa runtuhnya layanan air dan sanitasi dapat memicu serangan penyakit menular yang mematikan.
PBB juga mengatakan bahwa kekejaman perang dilakukan oleh kedua belah pihak, yaitu Israel dan kelompok Hamas Palestina. PBB mendesak adanya pengadilan independen untuk menilai apakah kejahatan perang telah dilakukan oleh kedua pihak.
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) telah membawa pasokan medis dan pemurnian air serta tim operasi perang dan spesialis kontaminasi senjata ke Gaza. ICRC juga membawa peralatan operasi perang yang dapat digunakan untuk merawat antara 1.000 dan 5.000 orang.
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Lebanon mendesak warga Amerika untuk segera meninggalkan Lebanon karena meningkatnya konfrontasi antara Hizbullah dan pasukan Israel. Ada kekhawatiran akan terjadinya perang habis-habisan antara Hizbullah dan Israel di Lebanon seiring dengan meningkatnya konflik di Gaza.