Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa kondisi ekonomi global hingga paruh pertama tahun ini masih stagnan. Hal ini disebabkan oleh konflik geopolitik yang belum terselesaikan, gejolak Pemilu di negara maju, dan belum pulihnya rantai perdagangan global akibat perang tarif yang dipicu oleh over produksi industri di China.
Sri Mulyani juga menyebutkan bahwa tingginya suku bunga kebijakan bank sentral negara maju, terutama Bank Sentral AS (The Federal Reserve atau The Fed), sulit menurunkan tingkat inflasi. Hal ini menyebabkan nilai tukar rupiah terus melemah terhadap dolar AS, dengan nilai tukar saat ini di atas Rp 16.000/US$.
Permasalahan ekonomi global ini juga akan berdampak pada kondisi domestik, termasuk merosotnya neraca perdagangan dan penerimaan negara, terutama dari sisi perpajakan. Sri Mulyani menegaskan perlunya waspada dalam mengelola APBN dan perekonomian nasional karena dampak dari hubungan antar negara dan sentimen pasar uang serta pasar surat berharga.
Artikel ini disadur dari sumber : https://cnbcindonesia.com/news/20240701174106-8-550877/dpr-cecar-sri-mulyani-soal-suntikan-ke-bio-farma-singgung-pinjol.