Akhir Era Suku Bunga Tinggi: Jawaban Tak Terduga dari Sri Mulyani

by -39 Views

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tidak sepenuhnya setuju dengan klaim bahwa era suku bunga acuan bank sentral yang tinggi telah berakhir, hanya karena Federal Reserve AS menurunkan suku bunga Fed Fund Rate sebesar 50 basis poin pada September 2024.

Dengan penurunan suku bunga The Fed tersebut, saat ini suku bunga acuan bank sentral AS berada di kisaran 4,75-5,00%, turun dari sebelumnya di kisaran 5,25-5,50%. Sri Mulyani menganggap angka suku bunga tersebut masih cukup tinggi setelah naik hampir 500 basis poin selama empat tahun terakhir.

“Saya tidak sepakat jika Pak Royke (Direktur Utama BNI) mengatakan bahwa era suku bunga tinggi telah berakhir, karena suku bunga di AS masih berada di 5%, 4,75% belum turun dan bahkan hari ini masih tinggi,” ucap Sri Mulyani di Jakarta Convention Center, Selasa (8/10/2024).

Meskipun demikian, Sri Mulyani menyatakan bahwa kondisi ekonomi Indonesia pada era tersebut masih mampu tumbuh stabil berkat keberhasilan dalam menjaga defisit transaksi berjalan di level rendah dan surplus neraca perdagangan beberapa tahun terakhir, tidak seperti masa taper tantrum pada 2014-2015.

Sri Mulyani juga menekankan pentingnya pengelolaan fiskal dan kebijakan moneter yang baik antara Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas ekonomi. Menurutnya, Indonesia berhasil menjaga stabilitas makroekonomi tersebut di tengah era suku bunga tinggi 2022-2024 tanpa mengalami taper tantrum, meskipun Federal Reserve tidak hanya melakukan pengumuman tetapi juga pelaksanaan kenaikan suku bunga.

“Itu menunjukkan resiliensi kita terjaga baik, dan ini semua berkat faktor-faktor seperti hilirisasi yang mendukung. Selama 10 tahun terakhir, Indonesia berhasil menjaga stabilitas ekonomi di tengah berbagai peristiwa luar biasa seperti pandemi, konflik geopolitik, kenaikan suku bunga, dan inflasi global yang terburuk dalam 40 tahun terakhir,” tambahnya.