Jakarta, CNBC Indonesia – PT Pertamina (Persero) dan Japan Cooperation Center For Petroleum & Sustainable Energy (JCCP), melakukan Memorandum of Understanding (MoU) Exchange terkait “Kolaborasi di Bidang Pengembangan Kemampuan & Kerjasama Teknis di Sektor Energi”. MoU Exchange dilakukan oleh Direktur Keuangan Pertamina, Emma Sri Martini, bersama Chief Executive Officer JCCP, Tsuyoshi Nakai.
Kegiatan ini disaksikan oleh Menteri Ekonomi Kedutaan Besar Jepang di Indonesia, Ueda Hajime, Penasehat Khusus Haruhiko Ando, dan Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerjasama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Agus Cahyono Adi.
Direktur Keuangan Pertamina, Emma Sri Martini, menyatakan bahwa kolaborasi antara Pertamina dan JCCP merupakan bagian dari upaya Pertamina dalam menghadapi tantangan transisi energi. Khususnya dalam trilema energi melalui langkah inisiatif dan kerjasama dengan berbagai pihak.
“Salah satu kerja sama dengan JCCP melibatkan tiga aspek potensial yang dikolaborasikan. Pertama, aspek pengembangan kapasitas termasuk konservasi energi dan digitalisasi berkelanjutan. Kedua, pemberdayaan perempuan yang berfokus pada pengembangan karier dan pemberdayaan perempuan. Ketiga, aspek Bantuan Teknis, termasuk inisiatif penelitian yang didukung oleh JCCP, seperti studi mengenai penerapan teknologi reformasi CO2 di Indonesia, pengembangan agroforestasi pohon karet untuk menghasilkan minyak netral karbon, dan pengembangan Sustainable Aviation Fuel,” ujar Emma.
Chief Executive Officer JCCP, Tsuyoshi Nakai, mengapresiasi kolaborasi dengan Pertamina yang sudah terjalin lama, dan MoU ini menjadi langkah inisiatif untuk meningkatkan hubungan kerja sama.
Tsuyoshi menambahkan bahwa penandatanganan perjanjian ini merupakan bagian dari acara Asia Zero Emission Community (AZEC) yang didukung penuh oleh pemerintah Indonesia dan Jepang pada Desember 2023.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agus Cahyono Adi, menyatakan dukungan dari Kementerian ESDM terhadap upaya kolaborasi yang dilakukan. Hal ini dikarenakan Pertamina diharapkan oleh pemerintah menjadi pemimpin dan pionir menuju target emisi netto nol di masa depan.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menambahkan bahwa MoU ini menjadi tonggak penting dalam proses kolaborasi sebelumnya.
“Ditandatanganinya MoU ini menunjukkan bahwa kami menuju pada tingkat kolaborasi yang lebih solid, sekaligus menandakan komitmen kedua belah pihak untuk menciptakan inovasi, melakukan upaya nyata dalam menciptakan kerja sama saling menguntungkan bagi Pertamina maupun JCCP untuk mempercepat transisi energi dalam penyiapan SDM dan proyek-proyek energi,” jelas Fadjar.