Raja Arab Saudi, Salman Bin Abdulaziz Al Saud, melakukan tindakan terbaru terkait serangan Israel terhadap Gaza, Palestina. Tindakan ini berkaitan dengan rencana Israel untuk memindahkan warga Gaza dari tanah air mereka sendiri.
Dalam sidang kabinet, Selasa waktu setempat, Raja Salman memimpin para menteri yang menolak keras pernyataan Israel mengenai pengungsian warga Palestina. Mereka juga menentang pendudukan kembali Israel di Jalur Gaza dan pembangunan permukiman Yahudi.
Kabinet tersebut menegaskan pentingnya upaya komunitas internasional untuk mengaktifkan mekanisme akuntabilitas terhadap pelanggaran hukum kemanusiaan internasional yang dilakukan Israel, demikian hasil sidang itu seperti yang dikutip oleh Arab News.
Koalisi Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu disebutkan telah berbicara dengan beberapa negara Afrika untuk menentukan apakah mereka menerima migran dari Gaza. Kongo salah satu yang memberi tanda hijau.
Amerika Serikat (AS) juga menyatakan penolakan terhadap pernyataan para pejabat Israel tentang usulan rencana pemukiman kembali. Washington menolak pernyataan para pejabat Israel yang mengenai “migrasi sukarela” bagi warga Palestina.
Israel telah melakukan serangan udara dan darat yang berkepanjangan di daerah kantong Gaza yang berpenduduk padat sejak serangan lintas batas pada 7 Oktober oleh kelompok militan Palestina Hamas. Lebih dari 23.000 warga Palestina telah terbunuh menurut para pejabat kesehatan Hamas, sedangkan hampir 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas ke Negeri Yahudi itu.