Israel Dikepung Hamas: Korban Bos Terbaru Dalam Serangan Terkini

by -197 Views

Serangan Israel Terus Tuai Korban, Angka Korban Tewas dan Luka-luka Telah Mencapai Ribuan

Serangan militer Israel di Jalur Gaza telah berlangsung selama beberapa bulan. Menurut Kementerian Kesehatan Palestina dan Perhimpunan Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS), jumlah korban tewas akibat serangan ini telah mencapai 16.248 jiwa, termasuk 7.112 anak-anak dan 4.885 wanita pada Kamis (7/12/2023). Sementara korban luka-luka mencapai 43.616 orang, termasuk 8.663 anak-anak dan 6.327 perempuan. Di samping itu, 7.600 warga Gaza juga dilaporkan hilang. Di Tepi Barat, tercatat 262 orang tewas, dengan 63 anak-anak dan lebih dari 3.365 orang terluka. Sementara itu, korban di pihak Israel masih tetap, tanpa penambahan jumlah. Bahkan, pada 10 November, jumlah korban tewas yang sebelumnya sekitar 1.405 orang, direvisi menjadi sekitar 1.200 jiwa, dengan 5.600 orang luka.

Pasukan Israel telah mengepung rumah pemimpin tertinggi Hamas, Yahya Sinwar di Gaza. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa penangkapan Yahya Sinwar hanya masalah waktu. Pertempuran antara pasukan Israel dan Hamas berlangsung dari rumah ke rumah di sepanjang Jalur Gaza. Hamas dikabarkan menggunakan bom rakitan untuk menimbulkan korban jiwa dan memperlambat serangan yang dilakukan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Gaza utara dan selatan.

Israel telah mengepung kota Khan Younis dan meminta penduduknya untuk meninggalkan kota menuju daerah yang lebih aman. Amerika Serikat (AS) dilaporkan telah berdiskusi dengan Israel mengenai jadwal operasi militer di Gaza. Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps juga berencana memanfaatkan perjalanannya ke Israel untuk mendorong agar bantuan kemanusiaan disalurkan lebih cepat, termasuk melalui laut langsung ke Gaza.

Kabinet keamanan Israel telah setuju untuk mengizinkan “tambahan minimal” bahan bakar masuk ke Jalur Gaza guna mencegah keruntuhan kemanusiaan dan merebaknya penyakit di wilayah tersebut. Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, menggunakan klausul yang jarang digunakan dalam piagam PBB, artikel 99, untuk memperingatkan bahwa konflik tersebut “dapat memperburuk ancaman yang ada terhadap perdamaian dan keamanan internasional”.

Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid mengkritik demonstrasi sayap kanan di Yerusalem yang dijadwalkan hari ini, menyebutnya sebagai “provokasi kekerasan”. Pawai tersebut diorganisir oleh dua kelompok ultra-nasionalis yang menyerukan “kendali penuh Yahudi” terhadap kompleks Masjid al-Aqsa.

Selain itu, pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, juga turut berada di bawah kepungan pasukan Israel di Gaza.