Sebuah artikel yang dilansir oleh CNBC Indonesia menyatakan bahwa Israel mengklaim membunuh 10 komandan Hamas yang terlibat dalam perencanaan serangan terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober di Jalur Gaza. Meskipun begitu, pasukan Israel masih menghadapi kesulitan untuk masuk ke bagian tengah Gaza.
Pasukan Israel terlihat sedang membagi Jalur Gaza menjadi dua di selatan Kota Gaza. Mereka telah maju sekitar 15 km dari perbatasan Gaza-Israel di sepanjang jalan pesisir, dekat dengan Rumah Sakit pengobatan kanker buatan Turki di selatan Kota Gaza. Sementara itu, Hamas melaporkan bahwa mereka sedang melawan kendaraan lapis baja Israel di sebelah timur titik tersebut, menunjukkan bahwa pasukan Israel beroperasi di seluruh Jalur Gaza.
Pertempuran juga terjadi di bagian belakang posisi terdepan. Sumber yang terafiliasi dengan Hamas mengatakan bahwa pertempuran sedang berlangsung di Beit Hanoun, di sudut timur laut Jalur Gaza.
Strategi Israel dalam seminggu terakhir ini adalah untuk mengisolasi dan melemahkan Hamas di sepertiga bagian utara Jalur Gaza. Namun, strategi ini memberikan kerugian kemanusiaan yang besar bagi Gaza dan merusak reputasi Israel.
Israel mengklaim bahwa Kamp pengungsi Jabalia di utara Kota Gaza adalah pusat jaringan terowongan Hamas yang digunakan untuk penimbunan senjata, posisi penembakan roket, dan terowongan menuju pantai. Israel telah meratakan sebagian besar Jabalia dalam serangan udara selama tiga hari. Setidaknya 50 warga Palestina tewas dalam pemboman tersebut.
Sejak serangan Hamas terhadap Israel selatan pada tanggal 7 Oktober, serangan udara Israel di Gaza, yang kemudian disertai dengan serangan darat, telah menewaskan lebih dari 9.400 warga Palestina, termasuk hampir 4.000 anak-anak.
Pada Jumat, konvoi ambulans dari Kota Gaza ke selatan Gaza juga dibom oleh Israel, dengan klaim bahwa pejuang Hamas ada di dalamnya. Sedikitnya 15 orang tewas dalam serangan tersebut.
Meskipun serangkaian serangan tersebut, Israel belum berhasil menghilangkan kemampuan Hamas untuk meluncurkan roket ke instalasi militer Israel. Rata-rata terdapat sekitar selusin serangan roket per hari sepanjang minggu, meskipun jumlahnya melambat menjadi sembilan pada tanggal 3 November.
Data resmi yang diberikan oleh pemerintah Israel dan Kementerian Kesehatan Israel di Gaza menyatakan bahwa sebagian besar korban jiwa di kedua belah pihak adalah warga sipil. Israel melaporkan bahwa 25 tentaranya tewas sejak invasi darat dimulai, dengan total kematian militer mencapai 332. 260 tentara lainnya terluka. Israel juga mengklaim bahwa Hamas menyandera 242 warga sipil.