Vietnam Meraih Pasar CPO Indonesia di India dengan Cepat

by -105 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Kebijakan pemerintah yang secara tiba-tiba menghentikan ekspor produk kelapa sawit (CPO) dan turunannya pada tahun 2022 lalu ternyata masih berdampak hingga kini. Banyak pembeli dari negara lain seperti dari India yang memutuskan untuk mencari supplier lain, diantaranya termasuk ke negara-negara tetangga Asia Tenggara lainnya yakni Vietnam.

“Kasus harga CPO tinggi tiba-tiba kita nggak boleh ekspor CPO, itu April 2022 sebelum Lebaran kalo nggak salah. Iklim usaha internasional terganggu, bayangkan buyer kita di India ngga dikirim barang, padahal sudah kontrak, mereka pasti nyari-nyari barang, cari supplier baru dampaknya sampai sekarang,” ungkap anggota Ombudsman Yeka Hendra Fatika menjawab pertanyaan CNBC Indonesia, Senin (27/5/2024).

Meski tidak merinci berapa peralihan pembeli India dari Indonesia ke Vietnam, namun Yeka menyebut jumlahnya sudah banyak. Salah satu kunci sukses Vietnam ialah siap dengan regulasi dan tidak tumpang tindih sehingga menimbulkan kepastian berusaha.

“Salah satu supplier yang sudah siap adalah Vietnam. Vietnam sama seperti kita sawitnya ada di hutan, cuma mereka cepat mengeluarkan lahan sawit tidak lagi di kawasan hutan dengan mengeluarkan satu kebijakan akhirnya RSPO dapat, ISPO dapat, jadi akhirnya masuk ke India, ke Eropa,” kata Yeka.

Seperti diketahui, Indonesia sempat menghentikan ekspor CPO secara mendadak pada April 2024. Pemerintah melakukan langkah itu berkaitan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat, utamanya yang berkaitan dengan ketersediaan minyak goreng untuk kebutuhan domestik.

Padahal RI sendiri merupakan produsen CPO nomor satu di dunia. Berdasarkan data GAPKI, sepanjang 2022, Indonesia telah mengekspor 33,674 juta ton CPO dan produk turunannya. Adapun rinciannya, yakni 2,482 juta ton dalam bentuk CPO dan 25,482 juta ton dalam bentuk olahan CPO. Karenanya langkah stop ekspor CPO kala itu mengganggu perdagangan CPO dunia.

“Nah ini jadi lesson learn kalau mau bersaing di dunia internasional jangan mempersulit kebijakan pelaku usaha, jangan dicari-cari kesalahannya,” terang Yeka.

[Video CNBC]

Artikel Selanjutnya
Deal! 20 Juta Petani dan Bos Sawit Sepakat Coblos Capres Ini

(fys/wur)