Toyota Mengganti Pimpinan Daihatsu Setelah Kontroversi Uji Keselamatan

by -103 Views

Toyota, perusahaan otomotif Jepang, telah mengganti pimpinan Daihatsu, anak perusahaannya, pada tanggal 13 Februari 2024, sebagai tindak lanjut dari skandal uji keselamatan yang terjadi beberapa dekade lalu.

Perusahaan mobil tersebut mengakui telah memanipulasi pengujian setidaknya sejak 1989, yang mempengaruhi 64 model, termasuk beberapa yang dijual dengan merek Toyota.

Masahiro Inoue, yang saat ini memimpin wilayah Amerika Latin dan Karibia di Toyota, akan mengambil alih jabatan presiden Daihatsu pada 1 Maret.

Presiden Daihatsu saat ini, Soichiro Okudaira akan mengundurkan diri seiring dengan penggantian dirinya tersebut.

“Daihatsu akan mengubah struktur manajemennya untuk terus menerapkan langkah-langkah guna mencegah terjadinya masalah serupa dan mendorong pembangunan fondasi untuk masa depan,” kata presiden Toyota Koji Sato pada konferensi pers, seperti yang dilansir oleh AFP.

Perusahaan tersebut menambahkan bahwa mereka yakin “akar dari penyimpangan sertifikasi yang dilakukan adalah bahwa Daihatsu membebani tempat kerja mereka yang melebihi kapasitas mereka”.

Daihatsu mengatakan pada Desember lalu bahwa pihaknya telah memanipulasi uji keselamatan setidaknya sejak 1989, yang berdampak pada 64 model, termasuk beberapa yang dijual dengan merek Toyota, yang juga ditangguhkan.

Pada bulan yang sama, perusahaan menghentikan seluruh produksi dalam negeri.

Pada April, perusahaan tersebut mengatakan telah memalsukan hasil uji tabrak untuk empat modelnya, yang melibatkan total 88.000 kendaraan buatan Thailand dan Malaysia pada 2022 dan 2023.

Pada Mei, mereka menghentikan produksi dua model kendaraan hibrida di Jepang karena “kejanggalan” serupa, termasuk SUV Toyota Raize, yang diproduksi atas nama induknya.

Sementara itu, Daihatsu pada Senin (12/2/2024) melanjutkan sebagian produksi dalam negerinya.

Pabrik perusahaan milik Toyota di Kyoto melanjutkan produksi van Probox dan van Familia bermerek Mazda.

Daihatsu akan melanjutkan produksi 10 model lainnya pada 26 Februari, setelah kementerian transportasi mengonfirmasi bahwa model tersebut memenuhi peraturan keselamatan.