Perkembangan Terbaru Perang Gaza: Lebih dari 14.000 Jiwa Tewas – Kondisi Rumah Sakit di Indonesia

by -108 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Serangan Israel terus terjadi di Gaza, Palestina. Dalam pembaruan terbaru Rabu (22/11/2023), RS Indonesia di Gaza masih menjadi sasaran serangan.

Di sisi lain, kesepakatan antara Hamas dan Israel yang disampaikan melalui perantara Qatar juga masih dalam pembahasan. Pemerintah Doha mengatakan telah memberikan proposal Selasa dini hari dan menunggu jawaban Israel.

Israel dilaporkan masih merapatkan di kabinet. Namun PM Israel Benjamin Netanyahu, dalam pernyataan terbarunya di depar menteri, berujar akan melanjutkan perang meski jeda kemanusiaan atau gencatan senjata sementara terlaksana.

Lalu bagaimana fakta-faktanya? Berikut rangkuman CNBC Indonesia dari beragam sumber.

14.000 Tewas
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan data terbaru korban tewas, Rabu. Dalam updatenya diketahui 14.128 warga Palestina tewas karena serangan Israel ke wilayah itu. Data diakumulasi sejak 7 Oktober, mengutip The Guardian. Dari seluruh korban, sebanyak 5.600 anak-anak dan 3.550 perempuan.

RS Diserang Israel Lagi
Tak Hanya RS Al-Shifa dan RS Indonesia yang diserang Israel, RS Al-Awda di Gaza, kini juga menjadi “korban” serangan Israel. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan tiga dokter dan “seorang pendamping pasien” tewas. Ini juga dibenarkan Médecins Sans Frontières (MSF). Sebanyak dua dokternya dan seorang dokter dari kementerian kesehatan tewas setelah serangan terhadap RS Al-Awda. Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) juga membenarkan hal itu.

52 Jurnalis Tewas
Setidaknya 52 jurnalis dan pekerja media telah terbunuh sejak perang Israel-Hamas dimulai pada 7 Oktober. Data ini dikeluarkan Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ), Selasa. Terbaru, saluran berita yang berafiliasi dengan Hizbullah Al-Mayaden mengatakan dua jurnalisnya tewas akibat serangan udara Israel di selatan Lebanon, dekat perbatasan dengan Israel.

Lonjakan Kematian Anak Gaza
PBB telah memperingatkan bahwa ada “lonjakan tragis … yang sepenuhnya dapat dihindari” dalam kematian anak-anak di Gaza, dengan rata-rata satu anak terbunuh setiap 10 menit. Badan Anak-anak PBB (Unicef) mengatakan jumlah anak-anak yang meninggal akan makin meroket karena adanya ancaman serius berupa wabah penyakit massal di wilayah Palestina yang terkepung. PBB sendiri sudah menyerukan gencatan senjata meski diabaikan Israel.

Israel Kehilangan Dukungan Publik AS
Israel dilaporkan mulai kehilangan dukungan publik Amerika Serikat (AS). Hal ini dikatakan Nura Sediqe dari Michigan State University. Perang Israel di Gaza telah mengiris dukungan secara besar-besaran, terutama di kalangan pemilih muda berusia 18 hingga 34 tahun. Mengutip jajak pendapat, dia mengatakan bahwa mayoritas pemilih dalam kelompok usia ini tidak menyetujui tanggapan Israel terhadap serangan Hamas tanggal 7 Oktober. Langkah AS yang mengirimkan lebih banyak bantuan militer ke Israel juga ditentang. Beralih ke pemilu AS yang akan datang, dia berbicara tentang besarnya populasi Arab dan Muslim di Michigan. Mereka yang sebelumnya memilih Joe Biden, mempertimbangkan untuk menarik dukungan.

Situasi RS Indonesia Terbaru
RS Ini dikepung Israel sejak Senin. Israel juga menembaki rumah sakit dan membawa tank-tank tempur merapat. Dalam update Rabu pagi, penembakan masih terjadi. Dilaporkan staf medis juga terbunuh. “Penembakan artileri terus menerus dan berkelanjutan,” kata laporan jurnalis Hani Mahmoud dari Al-Jazeera melaporkan situasi terkini. “Staf medis telah menjadi sasaran dan dibunuh dalam serangan terbaru,” tambahnya. Ia juga melaporkan bagaimana fasilitas rumah sakit hancur. Staf rumah sakit juga tidak data menjangkau jenazah warga Palestina yang terbunuh di halaman RS Indonesia. “Dalam beberapa hari terakhir kita tahu rumah sakit terpaksa menggali kuburan massal di halaman,” jelas laporan itu lagi. “Hanya untuk menguburkan sejumlah besar orang yang tewas akibat pemboman dan serangan udara yang terus berlanjut terhadap rumah sakit tersebut,” ujarnya lagi. Diketahui sebanyak 6.000 orang berada dalam RS Indonesia. Selasa dilaporkan baru 200 pasien berhasil dievakuasi dengan bantuan Palang Merah Internasional (IRC).

Deal Hamas-Israel
Netanyahu disebut telah meminta pemerintahnya untuk mendukung kesepakatan pembebasan lebih dari 240 sandera, yang sebagian besar adalah warga Israel, yang ditahan oleh Hamas. Namun, ia menegaskan Israel akan melanjutkan perangnya melawan Hamas bahkan jika gencatan senjata sementara dicapai untuk membebaskan sandera. Kesepakatan tersebut kemungkinan akan berisi jeda perang selama lima hari. Setiap hari Hamas akan membebaskan 50 sandera Israel-nya, di mana Tel Aviv juga akan melepaskan sandera Hamas. Di sisi lain, pemimpin politik paling senior Hamas, Ismail Haniyeh, mengatakan perjanjian gencatan senjata dengan Israel sudah dekat. Mediator kedua belah pihak, Qatar, dan pemerintah AS Joe Biden juga mengatakan kesepakatan sudah “sangat dekat”.

[Gambas:Video CNBC]

(sef/sef)