Israel Mengklaim RS Indonesia Memberikan Tempat Perlindungan kepada Hamas

by -126 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Israel menuduh Rumah Sakit (RS) Indonesia menjadi tempat berlindung bagi kelompok Hamas. Pemerintah PM Benjamin Netanyahu menyebut RS tersebut digunakan otoritas Jalur Gaza untuk menyembunyikan markas operasinya di bawah tanah.

RS Indonesia membantah tuduhan militer Israel tersebut pada Senin (6/11/2023). Selain RS RI, rumah sakit utama di Gaza, RS al-Shifa dan RS Sheikh Hamad yang didanai Qatar juga dituduh melakukan hal yang sama.

“Kami membangun rumah sakit ini untuk membantu orang lain, sesuai dengan kebutuhan warga Gaza,” kata Ketua MER-C Sarbini Abdul Murad seperti dikutip Reuters.

“Tuduhan Israel merupakan prasyarat agar mereka dapat menyerang rumah sakit Indonesia di Gaza,” kata kelompok relawan tersebut.

Sebelumnya, juru bicara militer Israel (IDF) Brigjen Daniel Hagari mengatakan markas Hamas berada di bawah beberapa rumah sakit di Gaza, termasuk RS Indonesia di Gaza bagian utara, pada Minggu. Dia juga memperlihatkan citra satelit dari area rumah sakit sejak tahun 2010 yang menunjukkan adanya pos Hamas di dekatnya.

“Mereka membangun rumah sakit di atas fasilitas teror mereka (Hamas),” kata Hagari dalam pernyataan yang disiarkan langsung oleh i24News.

Menurutnya, Hamas secara sistematis menggunakan rumah sakit sebagai tempat untuk menyembunyikan operasinya. Rumah sakit juga berfungsi sebagai ‘perisai’ jika pasukan Israel melakukan serangan udara.

“Mereka (Hamas) tahu dengan pasti bahwa jika Israel melakukan serangan balasan ke sana, maka rumah sakit akan terkena dampaknya,” tuturnya.

“Hamas mengambil bahan bakar dari rumah sakit dan menyimpannya di bawahnya,” tambahnya.

Namun, pejabat lain di MER-C membantah hal ini dengan mengatakan tidak ada terowongan di bawah rumah sakit. Selain itu, bahan bakar dan generator listrik disimpan di gedung terpisah dekat rumah sakit untuk alasan keamanan.

RS Indonesia merupakan satu-satunya rumah sakit operasional yang tersisa di bagian utara Gaza. Banyaknya jumlah korban luka memaksa rumah sakit bekerja di atas kapasitasnya sebanyak 50 kali lipat karena terbatasnya pasokan medis dan bahan bakar.