Israel Mengklaim Serangan di Golan Menewaskan 12 Orang, Termasuk Anak-Anak

by -102 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Konflik antara Israel dan Palestina terus berlanjut dan terus menelan korban jiwa. Baru-baru ini, 12 orang tewas dalam serangan roket di Dataran Tinggi Golan.

Israel menuduh Hizbullah terlibat dalam serangan yang memicu eskalasi besar. Di antara korban tewas termasuk anak-anak dan remaja.

Dilansir dari CNN International, sekitar 12 orang, termasuk anak-anak, tewas ketika beberapa roket menyerang sebuah desa di Dataran Tinggi Golan pada hari Sabtu sebagai akibat dari serangan paling mematikan sejak 7 Oktober 2023 lalu.

Israel mengatakan telah mengidentifikasi sekitar 30 proyektil yang menyeberang dari Lebanon ke wilayah Israel dan menyalahkan kelompok militan Lebanon yang didukung Iran, Hizbullah, atas serangan tersebut.

Insiden ini memperbesar kekhawatiran akan eskalasi besar dalam konflik yang telah berlangsung lama di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon. Beberapa politisi Israel menuntut balasan meskipun Hizbullah telah membantah penembakan roket-roket tersebut.

Sebelum serangan hari Sabtu, Israel dan Hizbullah telah saling tembak melintasi garis demarkasi selama hampir 10 bulan dengan tingkat kekerasan yang semakin meningkat. Para pemimpin regional sudah memperingatkan bahwa konflik ini sudah mencapai titik terpanas.

Selain 12 korban tewas, setidaknya 29 orang terluka dalam serangan di Majdal Shams, sebuah desa di Dataran Tinggi Golan utara yang dikuasai Israel dan merupakan rumah bagi komunitas Druze.

Sebagian besar penduduk Druze di sana mengidentifikasi diri mereka sebagai warga Suriah dan menolak kewarganegaraan Israel.

Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Daniel Hagari mengatakan bahwa salah satu lokasi yang diserang adalah lapangan sepak bola tempat anak-anak dan remaja bermain. Menurutnya, ini merupakan serangan paling mematikan terhadap warga sipil Israel sejak 7 Oktober.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mempersingkat kunjungannya ke Amerika Serikat dan kembali ke Israel karena serangan tersebut. Dia berencana untuk mengadakan rapat kabinet keamanan setelah kembali ke Israel.

Netanyahu mengungkapkan kekecewaannya atas serangan tersebut dan menegaskan bahwa Israel tidak akan tinggal diam mengenai hal ini. Dia menyatakan bahwa Hizbullah akan membayar harga yang mahal untuk serangan tersebut.

Dalam sebuah pernyataan sebelumnya, kantor Netanyahu menegaskan bahwa Hizbullah akan menerima konsekuensi dari serangan yang belum mereka bayar.