Institut Pengembangan Ekonomi dan Keuangan (Indef) mengatakan bahwa kinerja ekonomi pada kuartal I-2024 menunjukkan penurunan daya beli masyarakat, terutama kelas menengah. Peneliti ekonomi makro dan keuangan Indef, Riza Annisa Pujarama, mengatakan bahwa ada masalah dengan daya beli masyarakat.
Badan Pusat Statistik sebelumnya mengumumkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2024 mencapai 5,11%, di mana konsumsi rumah tangga berkontribusi sebesar 54%. Namun, pertumbuhan tersebut hanya mencapai 4,91%, lebih rendah dari pertumbuhan konsumsi sebelum pandemi.
Riza menilai bahwa pertumbuhan konsumsi rumah tangga masih belum optimal. Dia menyoroti berbagai momentum pada kuartal I yang seharusnya bisa mendorong konsumsi lebih tinggi, seperti Ramadan dan persiapan Idul Fitri.
Menurut Riza, penurunan daya beli masyarakat disebabkan oleh inflasi bahan pangan akibat efek El Nino. Data penerimaan APBN juga menunjukkan adanya penurunan daya beli, terutama dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang terkontraksi.
Riza juga menyoroti kondisi kelas menengah yang terjepit, di mana pendapatan mereka stagnan dan tergerus oleh inflasi namun tidak mendapatkan bantuan sosial. Hal ini menyebabkan mereka menahan konsumsi mereka.
Dengan demikian, kondisi daya beli masyarakat yang menurun, terutama pada kelas menengah, menjadi perhatian penting dalam memperkuat pertumbuhan ekonomi Indonesia.