Rusia Mengirim Bantuan ke Hamas Sebagai Lawan Israel, Putin Disebut Mendukungnya

by -238 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Perang antara kelompok milisi Palestina Hamas dengan Israel telah melibatkan beberapa negara adidaya dunia dalam upaya penyelesaiannya. Salah satu negara yang ikut berperan dalam mediasi adalah Rusia, yang meminta kedua belah pihak untuk menahan diri.

Namun, dalam pernyataan-pernyataannya, Presiden Rusia Vladimir Putin tidak mengungkapkan belasungkawa kepada rakyat Israel dan tidak mengutuk Hamas seperti yang dilakukan oleh negara-negara Barat.

Sebaliknya, Putin menyalahkan Barat dan Amerika Serikat (AS) atas serangan yang brutal ini dan mendesak untuk pembentukan negara Palestina. Pernyataan ini mendapat pujian dari Hamas.

Banyak ahli yang menuduh Rusia mendukung Hamas dan Iran, terutama setelah hubungannya dengan Barat yang merupakan sekutu Israel memanas setelah serangan terhadap Ukraina.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, juga menyalahkan Moskow karena mendukung operasi Hamas “dengan satu atau lain cara”.

Dalam laporan Foreign Policy in Focus, terungkap bahwa Rusia memberikan dukungan kepada Hamas. Sebelum serangan terhadap Israel, pemimpin Hamas dan Jihad Islam diklaim menerima transfer uang dalam jumlah besar melalui pertukaran mata uang kripto Garantex yang berbasis di Moskow.

Rusia merupakan wilayah yang sulit dikendalikan oleh Barat, terutama setelah serangannya terhadap Ukraina yang membuat Rusia terputus dari jaringan Barat.

Seorang penulis bernama Tatyana Ivanova mengungkapkan bahwa Putin memiliki sejarah panjang dengan musuh Israel seperti Hizbullah dan Hamas. Saat ini, Moskow berusaha membangun posisinya sebagai mediator yang efektif dalam konflik di Timur Tengah.

Ivanova juga menyebut bahwa permainan Putin dalam geopolitik di Timur Tengah ini dilakukan karena pengalamannya dalam melakukan aktivitas subversif saat bertugas di KGB Soviet. Dia menyoroti keterlibatan Rusia dalam perang Suriah melalui pemboman udara dan kelompok paramiliter swasta Wagner.

Ia juga menambahkan bahwa saat ini merupakan kesempatan yang tepat bagi Rusia untuk menyerang Israel. Ada perpecahan dalam masyarakat Israel, ketegangan antara pemerintahan Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Netanyahu, serta ketiadaan Ketua DPR AS saat ini.

Rusia berharap bahwa konflik ini tidak hanya melibatkan kedua pihak, tetapi juga melibatkan sekutu-sekutu terdekatnya seperti Iran, Suriah, Lebanon, dan Hizbullah. Jika ini terjadi, Putin akan memiliki peluang untuk membalas dendam terhadap Barat di panggung internasional.

Artikel Selanjutnya:
Rusia di Ambang Perang Saudara, Militer Anti Putin Bangkit

(sef/sef)