Kekeringan Uang di RI Akibat Pemilu: Analisa dari Pengusaha

by -100 Views

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyatakan bahwa ketatnya likuiditas yang dikeluhkan oleh Presiden Joko Widodo salah satunya disebabkan oleh diselenggarakannya Pemilu. Ketua Bidang UMKM Apindo, Ronald Walla, mengatakan bahwa menjelang Pemilu, para pengusaha cenderung untuk menunggu dan melihat situasi yang akan terjadi.

Ronald mengatakan, “Pengusaha sedang mengurangi investasi dan wait and see ya karena sekarang tahun politik.”

Dia juga menyatakan bahwa para pengusaha masih mencemaskan apakah penyelenggaraan pemilu akan berjalan damai atau tidak. Oleh karena itu, pemerintah menurutnya perlu memastikan Pemilu berjalan baik dan damai.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menyoroti perputaran uang di Indonesia yang semakin kering. Dia mengingatkan bahwa hal ini dapat mengganggu sektor riil. Ronald juga menyatakan bahwa likuiditas yang ketat sebenarnya sudah dirasakan para pengusaha sejak tahun lalu, bukan hanya karena pemilu, tetapi juga karena efek el nino yang menyebabkan harga-harga komoditas naik, sekaligus menggerus daya beli masyarakat.

Dia mengklaim bahwa daya beli masyarakat perlahan membaik menjelang kuartal IV tahun 2023, terutama di sektor restoran dan makanan. Namun, Kepala Ekonomi Bank Permata, Josua Pardede, menyatakan bahwa ketatnya likuiditas di RI disebabkan oleh menurunnya permintaan kredit dari sektor industri kepada perbankan.

Dia menjelaskan bahwa kapasitas produksi industri dan kondisi ekonomi yang cenderung turun menyebabkan perbankan harus mencari cara untuk bisa menghasilkan. Maka dari itu, penempatan dana di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) menjadi salah satu opsi yang harus dilakukan oleh perbankan.