Pesan ‘Bela’ Hamas kepada Putin

by -124 Views

Perang antara Israel dan milisi Gaza Palestina, Hamas masih berlangsung, dan keduanya sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata hingga Rabu (29/11/2023) dengan imbalan pembebasan sandera tambahan. NATO ikut buka suara soal situasi di Gaza dengan menyatakan keprihatinannya dan menyambut baik perpanjangan jeda permusuhan antara Israel dan Hamas. CIA dan Mossad bertemu di Qatar untuk membicarakan perpanjangan gencatan senjata di Gaza dengan imbalan pembebasan sandera. Amerika Serikat juga menyebut Hamas tidak memanfaatkan warga yang diculik untuk memaksa Israel. Situasi ini juga telah menunjukkan tanda-tanda Stockholm Syndrome, di mana para sandera terlihat bersimpati dan positif terhadap milisi Hamas yang menyandera mereka. Hamas juga memberikan pesan untuk Putin bahwa mereka akan membebaskan lebih banyak sandera Rusia sebagai tanda terima kasih atas sikap Putin dalam konflik di Gaza. Israel juga menyatakan akan menyelesaikan perbedaan pendapatnya dengan mediator Qatar setelah perang di Gaza berakhir. Paus Fransiskus juga menyerukan kelanjutan gencatan senjata di Gaza antara Israel dan Hamas.asserahkan ini waspada segera (29/11/2023) dengan imbalan pembebasan sandera tambahan. Namun, nyatanya perang antara Israel dan Hamas di Gaza masih terus berlanjut seperti dihimpun CNBC Indonesia.
ADVERTISEMENT

NATO teriak soal Gaza
Aliran Barat, NATO, ikut buka suara soal situasi di Gaza, Palestina. Pernyataan ini disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO, Jens Stoltenberg, Selasa (28/11/2023). Dalam sebuah pernyataan pers setelah pertemuan informal para menteri luar negeri NATO di Brussels, dia menegaskan kekhawatirannya mengenai perang di Timur Tengah. Ia juga menyambut baik perpanjangan jeda permusuhan antara Israel dan Hamas dan berharap jeda tersebut akan diperpanjang. Menanggapi pertanyaan tentang “peran NATO dalam konflik tersebut,” Stoltenberg menegaskan bahwa NATO sebagai aliansi tidak memainkan peran aktif dalam konflik Israel-Palestina.

CIA-Mossad bertemu di Qatar
Kepala intelijen Amerika Serikat (AS) CIA, William Burns, dan kepala intelijen Israel Mossad, David Barnea, telah terbang ke Qatar untuk melakukan pembicaraan tentang cara memperpanjang gencatan senjata di Gaza dengan imbalan pembebasan lebih banyak sandera oleh Hamas. Kementerian luar negeri Qatar, yang menjadi penengah dalam kesepakatan tersebut, mengatakan para sandera yang dibebaskan termasuk sembilan perempuan dan satu anak di bawah umur.

AS Bela Hamas
Amerika Serikat (AS) menyebut kelompok milisi Gaza Palestina, Hamas, tidak memanfaatkan warganya yang diculik untuk memanfaatkan negosiasi penyanderaan dengan Israel. Ini disampaikan oleh Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby, Selasa (28/11/2023). Kirby menekankan bahwa tidak ada tanda-tanda faksi militan Palestina bermaksud untuk “bermain-main” dengan para tawanan Amerika.

Stockholm Syndrome
Perang Israel dan milisi Gaza Palestina, Hamas, memasuki babak baru. Pertempuran antara keduanya mulai menemui gencatan setelah Hamas menyetujui pembebasan sandera Israel yang diculiknya pada 7 Oktober lalu. Saat pembebasan dan pelepasan, terlihat para tawanan melambaikan tangan secara hangat dengan para milisi Hamas. Beberapa pihak sendiri menyebut para sandera itu telah terkena Stockholm Syndrome, sebuah kondisi psikologis korban penculikan, penyekapan, dan penyanderaan, yang justru menjadi simpatik pada pihak yang menahan mereka.

Hamas beri pesan untuk Putin
Media Rusia, Tass melaporkan bahwa lebih banyak sandera Rusia diperkirakan akan dibebaskan pada hari ini. Hal ini digambarkan oleh Hamas sebagai tanda ‘terima kasih’ kepada Presiden Rusia Vladimir Putin atas sikap yang diambilnya dalam konflik di Gaza.

Israel hancurkan rumah di Jenin
Tentara Israel telah meledakkan dua rumah dan juga menghancurkan jalan-jalan dan saluran air, kata sumber-sumber lokal kepada Al Jazeera, ketika serangannya terhadap Jenin.

Paus tukarkan perang dan gelar Presiden Putin sebagai pelaku kekerasan pembela.forces_DETAIL_END