Konflik Baru Meletus di Gaza ketika Israel Berhadapan dengan Hamas

by -217 Views

Gaza, Palestina, 27 November 2023 – Meskipun gencatan senjata sementara masih berlangsung, tentara Israel (IDF) telah menyatakan persiapan untuk perang baru melawan Hamas di Jalur Gaza. Gencatan senjata yang seharusnya berakhir pada Senin telah diperpanjang hingga Rabu, 29 November 2023.

Herzi Halevi, Kepala Staf Angkatan Pertahanan Israel, mengatakan bahwa IDF bersiap untuk melanjutkan pertempuran. Operasi militer Israel di Gaza dimulai setelah serangan Hamas pada 7 Oktober. Pihaknya menggunakan hari-hari gencatan senjata untuk memperkuat kesiapan dan menyetujui rencana operasional baru. Hal ini untuk membubarkan Hamas, meskipun menyadari bahwa ini adalah tujuan yang rumit namun harus dilakukan.

Sementara itu, analis dari Doha Institute for Graduate Studies, Omar Ashour, menyatakan bahwa perang baru di Gaza mungkin tak bisa terelakkan. Pasukan Israel dan Hamas kemungkinan besar menggunakan jeda dalam pertempuran untuk menyusun kembali unit-unit yang kekurangan amunisi atau melukai pejuangnya. Ia juga memberikan gambaran bahwa perang elektronik pun kemungkinan akan terjadi.

Lebih lanjut, perang Israel dan Hamas juga berdampak pada ekonomi Israel. Menurut laporan Institute for National Security Studies (INSS) yang mengutip Moody’s, perang dengan Hamas merugikan Israel hingga US$ 269 juta per hari. Kerugian keseluruhan dari perang ini diperkirakan bisa mencapai US$ 53,5 miliar, hampir 10% dari PDB, yang berpotensi mengancam masa depan ekonomi Israel.

Moody’s juga merevisi turun perkiraan pertumbuhan ekonomi Israel dari 3% menjadi 2,4% pada tahun ini. Bahkan dalam proyeksi tahun 2024 yang pesimistis, diperkirakan PDB Israel akan mengalami kontraksi sekitar 1,5%. Selain itu, badan ini juga memprediksi kemungkinan penurunan peringkat kredit Israel A1.

Meskipun demikian, Israel tetap aktif melakukan upaya intelijen intensif, pengawasan, dan kegiatan pengintaian terhadap Hamas. Perang ini diyakini dapat mengakibatkan ter Gangguan pada pasar tenaga kerja, dan melambatnya pertumbuhan produktivitas.