Mentan Belajar dari Thailand untuk Meningkatkan Pertanian di Lahan Rawa dengan Metode Ngebut Tanam Padi

by -113 Views

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa ada teknologi baru di Thailand yang bisa digunakan untuk meningkatkan produksi padi di lahan rawa. Hal ini sejalan dengan rencana program Kementerian Pertanian (Kementan) untuk meningkatkan produksi padi di lahan rawa atau wetland.

Teknologi yang dimaksud Amran adalah teknologi pengelolaan air untuk wetland atau lahan rawa yang sedang dibangun oleh Kementan saat ini.

“Teknologi ini bagus, kita sudah mulai membangun. Tetapi kita tidak tahu apakah ada teknologi baru, kita harus berkolaborasi dan memeriksanya,” ujarnya saat ditemui CNBC Indonesia di Kantor Kementan, Selasa (28/11/2023).

Untuk itu, Amran mengatakan pihaknya akan bersinergi dan berkolaborasi membangun hubungan bilateral dengan Thailand. Dia juga mengatakan, pihaknya sudah bertemu dengan Perwakilan Food and Agriculture Organization (FAO) untuk Indonesia dan Timor Leste, Rajendra Aryal pagi hari tadi. Ia mengatakan bahwa dirinya sudah menyampaikan program pemerintah Indonesia untuk mengembangkan lahan rawa.

“FAO tadi pagi kami bilateral, saya katakan, kita akan kembangkan lahan rawa. Terus saya tanya, di mana ada pengalaman di dunia? Itu ada di Bangkok. Nah mana tahu kita bisa kolaborasi, karena persoalan pangan sekarang adalah persoalan dunia, bukan lagi negara, tetapi masalah dunia. Nah oleh karena itu, kita harus bergandengan tangan, saya sampaikan ke FAO Mr. Rajendra, kita bergandengan tangan untuk menyelesaikan masalah ini,” tutur Amran.

“Sehingga manakala ada teknologi di sana yang bisa mengelola lahan rawa, kita juga punya teknologi, ini bisa berbagi, kolaborasi namanya,” imbuhnya.

Meski demikian, Amran tidak menutup kemungkinan Indonesia juga memiliki teknologi canggih untuk mengembangkan lahan rawa, sehingga nantinya akan ada berbagi penerapan dari teknologi yang dimiliki Indonesia dan Thailand.

“Jadi, saling memberi. Kalau ada teknologi di Indonesia yang bagus, karena kita sudah tanam 400 ribu hektare, kita berbagi, kalau ada teknologinya dia yang bagus, yang menguntungkan kedua belah pihak, ya kita kerja sama,” ujarnya.

Setelah bertemu FAO, di hari yang sama Amran juga bertemu dengan Kepala Badan Intelijen Strategis (KABAIS) TNI, Letjen Rudianto untuk membahas teknologi baru tersebut.

“Kebetulan beliau (KABAIS TNI Letjen Rudianto) 6 tahun di Thailand, di Bangkok. Saya katakan, kita cek ke sana, InsyaAllah beliau akan cek kesana melalui atase nya,” ucap Amran.

Kemudian, di siang harinya Amran juga menerima audiensi Duta Besar Thailand untuk Indonesia di kantornya. Pertemuan tersebut juga tak terlepas untuk membahas teknologi baru untuk pengembangan lahan rawa.

“Sama, sejalan dengan FAO tadi pagi. Dubes Thailand ternyata ada pengalaman mengelola wetland, jadi aku coba kita kolaborasi, kita kan sudah mengelola juga 400 ribu hektare (lahan rawa). Jadi kita kolaborasi, mana tahu ada teknologi yang kita punya, bisa dia gunakan, kemudian kita punya, dia gunakan,” ujarnya.

Dia berharap dalam waktu singkat seorang ahli tersebut bisa datang ke Indonesia untuk segera membahas teknologi baru untuk meningkatkan produksi di lahan rawa. Begitupun sebaliknya, kata dia, seorang ahli dari Indonesia juga akan dikirim ke Thailand.

“Insyaallah mudah-mudahan dalam waktu singkat expertise-nya datang, kita juga mengirimkan kesana. Karena masalah padi adalah masalah bumi, bukan lagi masalah nasional. Kita kolaborasi antar negara,” tuturnya.

Lebih lanjut, Amran mengatakan, upaya ini bertujuan untuk menekan impor dan meningkatkan produksi dalam negeri. Apabila teknologi baru tersebut sukses dibangun di lahan rawa Indonesia, maka Indonesia bukan hanya bisa mencapai swasembada pangan, melainkan bisa melakukan ekspor beras ke luar negeri.

Dia menargetkan Desember 2023 ini pihaknya bersama stakeholders terkait sudah bisa melakukan rapat, sehingga bisa bergerak cepat dalam menggarap lahan rawa.

“Kita usahakan, saya minta Desember sudah meeting, kita harus bergerak cepat,” tegasnya.

Adapun tahap awal implementasi dari lahan rawa tersebut akan dilakukan di beberapa daerah, diantaranya Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, Riau.

“Rencana Bengkulu juga ada, gubernurnya mau datang. Pokoknya kita bangun di seluruh nusantara yang potensi untuk lahan rawa itu,” lanjutnya.