Pengalaman Menghadapi Tamu Sepi & Pekerja Dipaksa Cuti

by -13 Views

Awal tahun 2025 diprediksi akan menjadi saat-saat sulit bagi pasar perhotelan di Jakarta. Hal ini dipengaruhi oleh perlambatan aktivitas bisnis dan penurunan bulan Ramadhan yang jatuh pada bulan Maret. Maret diperkirakan akan menjadi bulan dengan kinerja terendah sepanjang tahun 2025. Dampak dari langkah efisiensi pemerintah juga cukup terasa, terutama bagi hotel-hotel yang mengandalkan pasar pemerintah.

Tanpa adanya kebijakan pelonggaran dari pemerintah, pasar perhotelan di Jakarta diprediksi akan bergantung sepenuhnya pada sektor non-pemerintah. Hal ini mendorong para pelaku perhotelan untuk mencari pasar dan sumber pendapatan tambahan guna bertahan di tengah situasi sulit. Sebagai respon, para pelaku industri perhotelan diharapkan untuk beradaptasi dan melakukan efisiensi guna menjaga kelangsungan bisnis mereka.

Kuartal pertama biasanya menjadi periode paling lambat bagi sektor perhotelan di Jakarta, dan tahun 2025 tidak terkecuali. Kebijakan efisiensi pemerintah yang memperketat pengeluaran anggaran daerah, seperti perjalanan dinas, kunjungan studi, seminar, dan diskusi kelompok, juga berdampak signifikan terutama bagi hotel yang bergantung pada pasar pemerintah. Akibat kebijakan tersebut, pelaku industri perhotelan terpaksa menerapkan langkah efisiensi sendiri, termasuk mengurangi jam kerja pekerja harian dan meminta karyawan untuk cuti tanpa dibayar.

Menurut Head of Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto, tahun 2025 akan menjadi tahun yang menantang bagi pelaku perhotelan di Jakarta. Mereka diharapkan untuk terus beradaptasi dengan kondisi pasar yang berubah dan melakukan langkah efisien agar tetap dapat beroperasi. Dengan demikian, diharapkan industri perhotelan di Jakarta dapat melewati tantangan ini dengan baik dan tetap berkembang ke depan.

Source link