Perang dagang antara AS dan China semakin memanas setelah pemerintah China memberlakukan kebijakan retaliasi sebagai tanggapan terhadap kenaikan tarif impor dari Amerika Serikat. Konflik ini mengancam sistem rantai pasok global dan berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi dunia. Dampak pertarungan perdagangan antara dua kekuatan ekonomi terbesar ini telah terasa di Indonesia, terutama pada pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar Rupiah.
CNBC Indonesia Research Economist, Maesaroh, menyebutkan bahwa perselisihan antara AS dan China akan berdampak negatif bagi ekonomi global, termasuk Indonesia. Pemerintah Indonesia telah merespons dengan mengirimkan Tim Negosiasi ke Amerika Serikat dalam upaya untuk menangani kenaikan tarif impor sebesar 32%. Harapan ada pada tim yang dipimpin oleh Menko Airlangga Hartarto untuk membawa kabar baik dalam negosiasi tersebut.
Dengan pertumbuhan perang dagang yang semakin intensif, penting untuk menganalisis dampaknya terhadap Indonesia. Dalam dialog antara Bramudya Prabowo dan Economist CNBC Indonesia Research, Maesaroh, dalam program Squawk Box, CNBC Indonesia pada Jumat, 25 April 2025, akan dibahas lebih lanjut mengenai situasi tersebut.