Nilai tukar Rupiah terus mengalami tekanan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam beberapa hari terakhir dengan mencapai level 16.600 per dolar Amerika Serikat (AS). Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran di masyarakat karena pelemahan Rupiah yang cukup dalam juga telah terjadi pada krisis ekonomi 1998.
Pelemahan Rupiah dapat berdampak pada sektor ekonomi seperti inflasi, ketidakpastian pasar, dan kenaikan harga barang serta jasa. Nilai investasi juga dapat terpengaruh dalam kondisi ini. Namun, dalam situasi ini, masyarakat disarankan untuk tetap berinvestasi dengan bijak.
Menurut Chief Marketing Officer (CMO) Tokocrypto, Wan Iqbal, masyarakat yang memiliki dana lebih sebaiknya tetap berinvestasi. Ia menekankan pentingnya riset mendalam dan pemilihan instrumen investasi yang bisa melindungi nilai aset serta mencari potensi keuntungan di tengah pelemahan Rupiah.
Salah satu instrumen investasi yang disarankan adalah kripto, terutama stablecoin seperti USDT (Tether) yang nilainya dipatok terhadap dolar AS. Kripto memiliki karakteristik yang membuatnya lebih tahan terhadap penurunan daya beli uang dan memberikan stabilitas yang lebih tinggi dibandingkan aset kripto lain yang volatil. Dengan berinvestasi dalam USDT, investor dapat menjaga nilai aset mereka dari inflasi dan fluktuasi harga yang ekstrem, terutama di negara yang mengalami depresiasi mata uang lokal.