Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi lumbung pangan dan penghasil ikan terbesar di dunia. Hal ini disampaikan oleh Anggota Komisi VII DPR RI, Bambang Haryo Soekartono. Bambang menyatakan bahwa meskipun Cina memiliki keterbatasan iklim dengan masa tanam yang hanya sekitar 6 hingga 8 bulan per tahun, mereka berhasil menjadi produsen pangan terbesar di dunia dengan luas lahan tanam sekitar 171 juta hektar.
Di Indonesia, produksi ikan saat ini hanya sekitar 18,2 juta ton per tahun, meskipun memiliki potensi maritim yang luas. Bambang menyoroti bahwa tantangan besar bagi Indonesia adalah memanfaatkan lahan produktif yang masih terbuka luas. Dengan sekitar 75 juta hektar lahan potensial, baru sekitar 10 juta hektar yang dimanfaatkan untuk tanaman pangan utama.
Bambang menekankan optimalkan lahan pertanian hingga 20 juta hektar dengan pola tanam tiga kali setahun, potensi produksi beras Indonesia bisa mencapai 300 juta ton per tahun, melebihi produksi beras Cina. Dengan kebutuhan beras nasional hanya sekitar 35 juta ton per tahun, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pengekspor beras utama di dunia. Bambang juga menyoroti pentingnya pengembangan sektor perikanan, baik laut maupun perairan darat, untuk memaksimalkan potensi sumber daya yang dimiliki Indonesia.
Dengan dukungan inovasi teknologi, infrastruktur yang memadai, serta sinergi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, Bambang yakin Indonesia bisa menjadi pusat pangan dan maritim global yang diakui dunia. Hal ini memberikan harapan bahwa Indonesia dapat menjadi kekuatan pangan dan perikanan dunia, asalkan sumber daya yang ada dikelola secara optimal dan berkelanjutan, didukung oleh kebijakan pro-petani dan pro-nelayan.
