3 Modus Peretas Kripto yang Sering Dipakai Penjahat

by -6 Views

Serangan peretasan besar yang menargetkan platform perdagangan kripto global, Bybit, menimbulkan kekhawatiran bagi industri aset digital. Diperkirakan kerugian mencapai USD 1,46 miliar atau sekitar Rp 23,8 triliun dalam bentuk Ethereum (ETH), insiden ini menyoroti perlunya peningkatan sistem keamanan di industri ini. Serangan kripto merupakan upaya peretasan yang menargetkan berbagai hal seperti jaringan blockchain, dompet digital, atau transaksi aset kripto dengan tujuan merampok aset atau memanfaatkan kelemahan sistem untuk keuntungan peretas. Korban serangan kripto dapat berasal dari berbagai kalangan, mulai dari investor ritel hingga perusahaan yang beroperasi di sektor kripto seperti bursa, platform DeFi, aplikasi berbasis blockchain, dan jaringan blockchain itu sendiri.

Pada platform DeFi, terdapat serangan yang disebut Flash Loan Attack, di mana pengguna dapat meminjam aset tanpa memberikan jaminan menggunakan layanan pinjaman cepat (flash loan). Meskipun smart contract yang mengatur sistem ini memerlukan persyaratan yang harus terpenuhi sebelum transaksi disetujui, peretas yang memahami cara kerja smart contract tersebut bisa mengeksploitasi celahnya. Dengan manipulasi pasar, peretas dapat meraih keuntungan besar dalam waktu singkat sebelum melunasi pinjaman mereka. Apabila serangan berhasil terjadi dalam satu transaksi, maka tidak akan bisa dibatalkan dan dana yang dicuri akan hilang. Menariknya, modus peretasan kripto seperti Flash Loan Attack ini menggambarkan betapa pentingnya para pelaku industri kripto untuk terus memperkuat sistem keamanan mereka agar terhindar dari serangan yang merugikan. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang risiko dan langkah-langkah pencegahan serangan kripto sangatlah penting bagi seluruh komunitas kripto.

Source link