China Tingkatkan Stimulus Fiskal dalam Respons Perang Dagang AS

by -12 Views

Pemerintah China secara resmi mengumumkan peningkatan stimulus fiskal pada Rabu (5/3/2025) untuk mendukung konsumsi dan meredam dampak perang dagang dengan AS. Perdana Menteri China, Li Qiang, dalam pidatonya saat pembukaan pertemuan tahunan parlemen China, menekankan bahwa perubahan global yang cepat mempengaruhi China secara signifikan. Tekanan semakin meningkat bagi China untuk memberikan stimulus yang berfokus pada konsumen guna menghadapi tekanan deflasi dan mengurangi ketergantungan pada ekspor dan investasi. Pemerintah China menargetkan pertumbuhan sekitar 5% untuk tahun 2025 dengan rencana pengeluaran besar yang dikonfirmasi oleh Li kepada parlemen. China juga berencana untuk menerbitkan obligasi pemerintah jangka panjang dan mengumpulkan dana untuk merekapitalisasi bank-bank besar negara.

Beberapa langkah stimulus fiskal yang diambil China meliputi alokasi dana untuk skema subsidi konsumen, peningkatan kesejahteraan sosial, dan dukungan untuk sektor-sektor strategis termasuk teknologi. Sebagai respons terhadap perang dagang dengan AS yang diberlakukan oleh pemerintahan Presiden Trump, China bergerak menuju model pertumbuhan yang lebih didorong oleh konsumen. Baru-baru ini, optimisme terhadap kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI) juga turut meningkatkan sentimen pasar di China.

Pernyataan Perdana Menteri Li tentang penerapan AI dalam berbagai sektor, termasuk kendaraan listrik, telepon pintar, dan robot, mencerminkan komitmen China untuk terus berinovasi. Meskipun ketidakpastian di pasar global masih terasa, namun langkah-langkah konkret China dalam meningkatkan stimulus fiskal dapat memperkuat ekonomi dalam menghadapi tantangan eksternal. Dengan demikian, China terus berupaya untuk menjaga stabilitas ekonomi dan menyeimbangkan pertumbuhan dengan kebijakan stimulus yang tepat.

Source link