Ciri-Ciri Gempa Megathrust yang Picu Tsunami: Fakta dari BMKG

by -9 Views

Indonesia berada di posisi yang rentan terhadap ancaman gempa megathrust karena berada di pertemuan tiga lempeng utama dunia, Indo-Australia, Pasifik, dan Eurasia. Sebagai negara yang berada di Ring of Fire, atau Cincin Api Pasifik, bencana gempa bumi dapat terjadi kapan saja. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengidentifikasi 14 segmen sumber gempa subduksi atau megathrust, serta 402 segmen sumber gempa sesar aktif di Indonesia.

Dalam sebuah webinar yang diselenggarakan oleh kanal Youtube Teknik Geofisika ITS dengan tema “Resolusi 2025: Mitigasi Bencana Geologi,” Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengungkapkan bahwa tren peningkatan gempa bumi di Indonesia semakin meningkat. BMKG juga telah memperingatkan bahwa Indonesia memiliki 13 segmen megathrust, sumber gempa yang berpotensi memicu gempa besar dan tsunami raksasa dengan gelombang mencapai 20 meter. Wilayah Banten, Jakarta, Jawa Barat, Lampung, dan Sumatra Selatan diprediksi akan terkena dampak guncangan gempa dengan intensitas V-VII MMI, yang dapat menyebabkan kerusakan sedang hingga berat.

Untuk mengantisipasi potensi gempa megathrust, BMKG telah melipatgandakan peralatan peringatan dini, terutama terhadap ancaman tsunami. Selain itu, peralatan di sepanjang pantai seperti sensor laut, sensor cuaca, dan sirene tsunami juga dipasang untuk memastikan kesiapsiagaan terhadap bencana alam. Prinsip mitigasi bencana juga dipaparkan oleh para ahli, di mana masyarakat di zona megathrust harus memiliki pemahaman yang cukup untuk dapat menghindari bahaya gempa dan tsunami. Sesuai dengan Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia tahun 2017, terdapat 13 segmen megathrust di Indonesia yang merupakan ancaman potensial terhadap negara tersebut.

Dalam hal respon terhadap gempa megathrust, prinsip Triple 20 ditekankan, di mana masyarakat memiliki waktu 20 menit setelah gempa untuk menyelamatkan diri dengan melarikan diri ke lokasi dengan ketinggian minimal 20 meter. Kesiapsiagaan dan pemahaman masyarakat sangat penting untuk berhasil mengurangi dampak negatif dari segala jenis bencana alam. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam membangun kapasitas dan kesadaran akan pentingnya mitigasi bencana merupakan hal yang sangat diperlukan untuk meminimalkan korban dan kerusakan yang disebabkan oleh gempa megathrust.

Source link