Delapan belas bulan yang lalu, General Services Administration (GSA) Amerika Serikat, yang bertanggung jawab atas manajemen fasilitas dan dukungan logistik untuk jaringan gedung perkantoran pemerintah federal, merayakan upaya mereka untuk memperbanyak armada kendaraan listrik. Namun, situasinya berbeda pada tahun 2025, di mana GSA di laporkan menutup semua pengisi daya listrik di properti federal di seluruh negeri. Sebuah memo email yang beredar di lingkungan pemerintah mengungkapkan bahwa para pekerja federal akan mulai mematikan pengisi daya mulai minggu depan. Langkah ini dapat terkait dengan upaya pengurangan tenaga kerja federal atau pemotongan biaya operasional, walaupun hal ini belum terjadi secara resmi.
Beberapa halaman di situs web GSA yang berkaitan dengan pengisian daya kendaraan listrik dan inisiatif elektrifikasi armada sekarang sudah offline. Tindakan ini justru berlawanan dengan janji Presiden Trump untuk mendukung mobil listrik, sebagaimana ia berupaya menghentikan pendanaan pengisian cepat kendaraan listrik federal. Langkah tersebut juga memaksa GSA untuk menghapus sebagian kendaraan bertenaga bahan bakar fosil milik pemerintah dengan kendaraan tanpa emisi. Tetapi, keputusan ini menimbulkan banyak pertanyaan terkait kemampuan pasar untuk menyediakan kendaraan listrik yang terjangkau.
Selain itu, intervensi pemerintah dalam hal ini juga mempengaruhi industri otomotif yang telah berinvestasi besar dalam produksi mobil listrik dan baterai. Hal ini juga berpotensi meningkatkan beban pajak warga jika GSA kembali menggunakan kendaraan bertenaga gas. Dalam konteks kebijakan energi, keputusan Trump untuk mendukung bahan bakar fosil tidaklah mengejutkan, mengingat dukungan finansial yang diterimanya dari perusahaan-perusahaan minyak. Ini menunjukkan bahwa Trump cenderung memprioritaskan kepentingan lama daripada beradaptasi dengan tren teknologi masa depan yang lebih bersih.