Pencurian Rp 24,45 Triliun di Bybit: Penemuan Terbesar!

by -7 Views

Bybit, salah satu bursa mata uang kripto terkemuka, baru saja mengalami serangan peretasan besar-besaran yang menyebabkan kerugian hingga USD 1,5 miliar atau sekitar Rp 24,45 triliun. Serangan ini diyakini menjadi salah satu pencurian kripto terbesar dalam sejarah. Serangan tersebut menargetkan dompet dingin Bybit, sistem penyimpanan offline yang dirancang untuk keamanan. Dana yang dicuri, terutama dalam bentuk ether, cepat ditransfer ke beberapa dompet dan dijual melalui berbagai platform.

CEO Bybit, Ben Zhou, memastikan bahwa seluruh dompet dingin lainnya tetap aman dan semua penarikan berjalan normal. Perusahaan analisis blockchain seperti Elliptic dan Arkham Intelligence telah melacak pergerakan kripto yang dicuri dan segera dijual setelah dicuri. Menurut Elliptic, peretasan ini melampaui pencurian sebelumnya di sektor kripto dan dikaitkan dengan Lazarus Group dari Korea Utara, sebuah kolektif peretas yang dikenal menyedot miliaran dolar dari industri mata uang kripto.

Serangan serupa oleh Lazarus Group telah terjadi sebelumnya, dengan sejarah mencuri aset kripto senilai miliaran dolar. Peretasan ini memicu penarikan massal dari Bybit karena pengguna takut akan potensi kebangkrutan. Zhou mengumumkan bahwa Bybit telah mendapatkan pinjaman jembatan dari mitra yang dirahasiakan untuk menutup kerugian yang tidak dapat dipulihkan dan tetap menjalankan operasionalnya.

Meskipun upaya dilakukan oleh lembaga penegak hukum dan firma pelacakan kripto untuk melacak aset yang dicuri, risiko pencurian kripto skala besar tetap menjadi ancaman. Para ahli industri memperingatkan bahwa semakin sulit peretas memperoleh keuntungan dari tindakan kriminal ini, semakin jarang kejahatan semacam itu akan terjadi. Selain itu, Lazarus Group telah menunjukkan track record mereka dalam menargetkan platform kripto sejak tahun 2017, ketika mereka berhasil mencuri bitcoin senilai USD 200 juta dari bursa Korea Selatan.