Peluncuran token SEA OpenSea terjadi di tengah perubahan regulasi di Amerika Serikat. Mantan Presiden Trump menekankan pentingnya AS menjadi pemimpin di industri kripto dengan menunjuk pejabat pro-kripto di posisi strategis. Namun, platform OpenSea menghadapi pengawasan hukum terkait status NFT di platformnya apakah tergolong sebagai sekuritas yang tidak terdaftar.
Penerbitan token SEA yang bersifat fungible diprediksi akan menarik perhatian lebih dari regulator. Namun, dengan dukungan pemerintahan yang lebih pro-kripto, OpenSea memiliki peluang lebih baik dalam menghadapi tantangan tersebut.
OpenSea tampaknya belajar dari pengalaman sebelumnya dan berupaya membuat token SEA lebih stabil serta tidak terlalu terpengaruh oleh harga Bitcoin. Dengan catatan hampir USD 1 miliar dalam biaya transaksi sejak berdiri pada tahun 2017, OpenSea optimis bahwa OS2 dan SEA akan membawa platform ke era baru yang gemilang.
Peluncuran token PENGU oleh koleksi NFT Pudgy Penguins pada Desember 2024 memberikan pelajaran berharga. Meskipun awalnya memiliki valuasi mencapai USD 3,5 miliar, nilai token tersebut kemudian mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini memperlihatkan risiko tinggi yang dimiliki dalam peluncuran token di ruang NFT.
Di sisi lain, sektor game berbasis blockchain juga mengalami pertumbuhan pesat. Data dari DappRadar menunjukkan bahwa jumlah dompet aktif harian di game blockchain meningkat 386% dari Januari 2024 hingga Januari 2025. Analis DappRadar, Sara Gherghelas, menegaskan bahwa game blockchain semakin berkembang dengan ekonomi token yang lebih kompleks, solusi Layer-2, dan kolaborasi dengan pengembang game terkemuka. Hal ini menandakan bahwa meskipun pasar NFT mengalami fluktuasi, sektor gaming berbasis blockchain terus tumbuh dan menjadi komponen utama dari ekosistem Web3.
Dengan terus berkembangnya teknologi, inovasi di ranah NFT dan kripto diperkirakan akan terus meningkat, membawa peluang baru bagi industri ini.