Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Telisa Aulia Falianty, mengatakan bahwa penunjukan Sri Mulyani akan disambut positif oleh pasar. Pasar telah memiliki kepastian tentang siapa yang akan menjadi Menteri Keuangan.
Telisa mengatakan bahwa Prabowo akhirnya memilih Sri Mulyani karena pasar sudah percaya kepada Sri Mulyani untuk mengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Kepercayaan ini sangat penting dalam kondisi ketegangan geopolitik global.
Di sisi lain, Direktur Eksekutif Center of Law and Economic Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan bahwa Sri Mulyani memiliki pengalaman 13 tahun sebagai Menteri Keuangan. Reputasi internasional dan hubungan dengan lembaga keuangan multilateral seperti Bank Dunia memungkinkan Sri Mulyani berkomunikasi dengan mitra keuangan global dengan mudah.
Bhima menambahkan bahwa Prabowo membutuhkan Sri Mulyani untuk menangani masalah utang, seperti utang jatuh tempo dan bunga utang yang tinggi di tahun 2025-2029. Sri Mulyani dianggap memiliki komitmen disiplin fiskal dengan defisit anggaran pasca pandemi yang masih di bawah 3%.
Prabowo dinilai membutuhkan bantuan Sri Mulyani dalam hal utang karena Sri Mulyani yang menyetujui utang tersebut. Oleh karena itu, Sri Mulyani ditunjuk untuk membantu menyelesaikan masalah utang yang layaknya dia juga bertanggung jawab terhadapnya.
Artikel ini telah tayang di CNBC Indonesia pada tanggal 16 Oktober 2024.
