Ekonom Asing Memperhatikan Langkah Indonesia Menuju Status Negara Maju dan Mengungkapkan Tantangannya!

by -20 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Perekonomian Indonesia menghadapi hambatan besar dalam perkembangannya ke depan. Hal ini disampaikan oleh sejumlah analis dan ekonom luar negeri kepada CNBC International, Kamis (26/9/2024).

Dalam laporannya, CNBC International menyoroti tekad Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk memperkirakan Indonesia akan menjadi negara maju. Meskipun demikian, sejumlah pihak menyebut bahwa belum ada kemajuan yang signifikan yang diperlukan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara dengan pendapatan tinggi.

“Presiden Widodo menerapkan sejumlah reformasi ekonomi, yang paling mencolok adalah upaya mempermudah perekrutan dan pemecatan pekerja baru. Mereka juga melakukan reformasi terkait hak penggunaan lahan,” kata Gareth Leather, ekonom senior di Capital Economics, kepada CNBC.

“Namun, Indonesia masih memiliki beberapa kelemahan. Infrastruktur yang belum baik dan masalah korupsi masih menjadi isu. Namun, mereka sedang menuju ke arah yang tepat.”

CNBC juga menyoroti upaya Indonesia untuk keluar dari jebakan middle income. Mereka mengutip data dari IMF yang menyatakan perlunya reformasi struktural yang luas dan berkelanjutan, serta pentingnya menjaga stabilitas ekonomi yang telah dibangun.

Salah satu program yang dianggap berhasil adalah reformasi perpajakan dan ketenagakerjaan, yang memudahkan perusahaan dalam merekrut dan memecat pekerja.

“Itu adalah langkah yang berguna menuju arah yang benar,” tambah Leather.

“Di bawah sistem sebelumnya, jika Anda ingin memecat pekerja di Indonesia, Anda harus membayar hingga 60 minggu pesangon. Ini jauh lebih banyak dibandingkan dengan negara lain. Bagi investor manufaktur yang ingin berbisnis di Asia, melihat ketidakfleksibelan ketenagakerjaan bisa membuat mereka enggan melakukannya.”

Meskipun demikian, hal ini tidak akan membuat Indonesia seperti ‘China baru’ di dunia. Saat ini, yang terpenting adalah Indonesia dapat mencetak pertumbuhan ekonomi sebesar 5%.

“Jika pertumbuhan ekonomi terus berada di angka 5-6% dalam dekade mendatang, itu merupakan kinerja yang baik,” tambahnya.

(TPS/MIJ)