Jokowi Meresmikan Pembangunan Proyek Injeksi Bauksit Pertama dengan Anggaran Rp25,6 Triliun Hari Ini

by -20 Views

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan akan menyaksikan injeksi bauksit perdana Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase 1 PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) yang berlokasi di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, pada hari ini, Selasa (24/9/2024).
Smelter yang diperkirakan menelan investasi hingga US$ 1,7 miliar atau sekitar Rp 25,67 triliun (asumsi kurs Rp 15.100 per US$) memiliki kapasitas produksi alumina hingga sebesar 1 juta ton per tahun.
Produk alumina dari Proyek SGAR Fase 1 ini kemudian akan dikirimkan sebagai bahan baku smelter aluminium untuk PT Inalum di Sumatera Utara. Kebutuhan alumina Inalum saat ini sebesar 600.000 ton per tahun dan sisanya akan digunakan untuk kebutuhan domestik lainnya ataupun ekspor.

SGAR Fase 1 merupakan proyek strategis nasional dari Holding BUMN Pertambangan MIND ID atau PT Mineral Industri Indonesia (Persero) dan group melalui anak usaha PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), yakni PT Borneo Alumina Indonesia (BAI).
SGAR Fase 1 ini nantinya menghubungkan rantai pasokan antara mineral bijih bauksit di Kalimantan Barat yang di produksi PT Aneka Tambang Tak (ANTM) dan smelter aluminium Inalum di Kuala Tanjung, Sumatera Utara.
Injeksi mineral bijih bauksit merupakan rangkaian pertama dalam proses produksi alumina dengan target produksi alumina pertama yang direncanakan pada bulan November 2024. Proses commissioning atau uji coba akan dilakukan bertahap dengan kenaikan produksi bertahap atau ramp up production hingga Desember 2024.
Proyek SGAR Fase 1 direncanakan akan memasuki tahapan produksi penuh alumina pada kuartal I-2025, dengan target commercial operation date (COD) atau operasi komersial pada akhir Februari 2025 mendatang.

Proyek SGAR direncanakan akan terbagi ke dalam 2 fase dengan total estimasi biaya investasi sebesar US$ 1,7 miliar.
Proyek SGAR Fase 2 merupakan ekspansi dari Proyek SGAR Fase 1 yang juga akan berlokasi di Mempawah, Kalimantan Barat dan juga akan memiliki kapasitas produksi alumina hingga sebesar 1 juta ton per tahun dengan target operasi pada 2028.
Melalui pengoperasian Proyek SGAR Fase 1 dan Fase 2, produksi alumina domestik akan meningkat menjadi sebesar 2 juta ton per tahun dengan penyerapan mineral bijih bauksit hingga mencapai 6 juta ton per tahun.
Hal ini sejalan dengan rencana aksi korporasi Inalum dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi aluminiumnya hingga mencapai 900.000 ton per tahun.
Sebagai tambahan, smelter aluminium Inalum saat ini memiliki kapasitas produksi aluminium hingga sebesar 275.000 ton per tahun yang seluruhnya diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan aluminium domestik.
Namun kebutuhan aluminium dalam negeri saat ini mencapai 1,2 juta ton per tahun dan sejak tahun 2018 hingga tahun 2023, pemenuhan aluminium dalam negeri masih didominasi oleh produk impor dengan porsi impor sebesar 56% dan pasokan dari Inalum sebesar 44% pada tahun 2023.
Perlu diketahui, bauksit merupakan sumber bahan baku utama sebelum diproses menjadi aluminium. Prosesnya, bauksit diolah di smelter menjadi alumina, kemudian diproses lagi menjadi produk dengan nilai tambah lebih besar menjadi aluminium.
Adapun rasio pengolahan mineral bijih bauksit hingga menjadi alumina dan aluminium yakni 1 ton aluminium membutuhkan 2 ton alumina, sedangkan 2 ton alumina tersebut membutuhkan 6 ton mineral bijih bauksit.