Pemerintah Rusia angkat bicara mengenai serangan Israel ke benteng milisi Hizbullah di ibu kota Lebanon, Beirut. Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut serangan tersebut sebagai pelanggaran hukum internasional. Tetapi tidak dijelaskan lebih lanjut tindakan apa yang akan diambil Rusia terhadap serangan tersebut.
“Ini adalah pelanggaran berat terhadap hukum internasional,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia seperti dilaporkan oleh Reuters.
Sumber lokal di Lebanon melaporkan bahwa beberapa orang tewas dan terluka akibat serangan yang dilakukan oleh rezim Tel Aviv di Beirut pada Selasa malam. Salah satu yang tewas adalah komandan senior Hizbullah, Fuad Shukr.
Militer Israel mengatakan bahwa serangan tersebut sebagai balasan atas tembakan roket dari Lebanon yang menewaskan 12 orang anak dan remaja Arab Druze di Majdal Shams, Dataran Tinggi Golan. Meskipun Hizbullah tidak mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, Israel dan Amerika Serikat menunjuk kelompok tersebut sebagai pelaku.
Eskalasi antara Hizbullah dan Israel masih terjadi sejak serangan Tel Aviv ke Gaza. Hizbullah yang didukung oleh Iran telah beberapa kali menyerang Israel dengan harapan dapat menghentikan serangan Gaza. Serangan Israel telah menewaskan lebih dari 500 orang di Lebanon dan meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya perang habis-habisan yang dapat memicu kekacauan regional. Beberapa negara telah meminta warganya yang berada di Lebanon untuk segera meninggalkan negara tersebut.