Beberapa pemimpin dunia dan pemerintah memberikan reaksi terhadap penembakan yang dialami oleh mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang juga tengah mencalonkan diri dalam pemilihan presiden. Mereka mengutuk kekerasan politik dan menyatakan dukungan bagi korban penembakan.
FBI menyebut penembakan tersebut sebagai upaya pembunuhan, dengan satu orang tewas dan dua penonton kampanye lainnya terluka parah.
Para pemimpin dunia memberikan berbagai pernyataan terkait kejadian tersebut. Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, menyatakan kejutannya atas serangan tersebut dan menegaskan bahwa kekerasan politik tidak memiliki tempat dalam demokrasi. Sementara itu, Kanselir Jerman, Olaf Scholz, menyebut penembakan tersebut tercela dan mengancam demokrasi.
Di sisi lain, Presiden Rusia, Vladimi Putin, mengecam segala bentuk kekerasan dalam konteks politik. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengatakan bahwa kekerasan tidak memiliki pembenaran apapun di dunia ini. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, yakin bahwa penyelidikan atas serangan tersebut akan dilakukan dengan efektif.
Beberapa pemimpin Amerika juga memberikan tanggapannya. Presiden Argentina, Javier Milei, menyalahkan kelompok “kiri internasional” atas upaya pembunuhan tersebut. Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, mengutuk keras penembakan itu. Sementara Presiden Chili, Gabriel Boric, menolak kekerasan sebagai ancaman terhadap demokrasi.
Presiden China, Xi Jinping, menyatakan belas kasihan kepada Trump, sementara Presiden India, Narendra Modi, prihatin dengan serangan tersebut. Presiden Taiwan, Lai Ching-te, memberikan belasungkawa kepada para korban penembakan.
Pemimpin Indonesia, Joko Widodo, juga menegaskan bahwa segala bentuk kekerasan tidak dapat dibenarkan dalam kehidupan berdemokrasi. Pemimpin lainnya seperti PM Jepang Fumio Kishida dan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi juga mengutuk kejadian tersebut.
Semoga serangan tersebut dapat diusut tuntas dan para pelakunya diadili sesuai hukum yang berlaku.
