Terungkap! Pembeli 20 Ton Emas dari Freeport, Pabrik Raksasa

by -40 Views

PT Freeport Indonesia (PTFI) telah menyelesaikan pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) konsentrat tembaga yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), JIIPE, Gresik, Jawa Timur (Jatim) pada Kamis (27/6/2024).
Smelter dengan desain single line terbesar di Dunia ini berada di luas area 100 hektare. Adapun smelter kedua Freeport yang baru diresmikan kemarin itu memiliki kapasitas input konsentrat tembaga 1,7 juta ton per tahun.
Selain menghasilkan produk katoda tembaga, smelter terbaru Freeport akan menghasilkan produk sampingan diantaranya produk yang terkandung dalam lumpur anoda yakni emas dan perak murni. Adapun produk sampingan lainnya yaitu asam sulfat, terak tembaga dan gipsum.

Kelak, jika smelter terbaru ini beroperasi penuh, pemurnian lumpur anoda 100% akan dilakukan di dalam negeri. Kedua smelter ini bisa memurnikan 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun dengan produksi sekitar 1 juta ton katoda tembaga, 50 ton emas dan 220 ton perak per tahun.
“Outputnya dari smelter ini adalah sekitar 600-700 ribu atau sekitar 650 ribu ton katoda tembaga. Dan juga akan bisa dimurnikan di sini pada bulan Desember nanti, Yaitu lumpur anoda yang akan menghasilkan emas dan perak serta beberapa logam lainnya. Jumlahnya emasnya kira-kira antara 50-60 ton dan peraknya sekitar 220 ton per tahun,” beber Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, di Gresik, Kamis (27/6/2024).
Lalu siapakah yang akan menjadi pembeli dari katoda tembaga dan emas hasil smelter Freeport di Gresik ini?

Tony menjabarkan, bahwa untuk off taker atau pembeli dari katoda tembaga Freeport di Indonesia, sudah ada tetangga dari smelter Freeport. Tetangga yakng dimaksud adalah PT Hailiang Group di Gresik.
“Ini tetangga kita sudah mulai minta 100 ribu ton per tahun, kira-kira. Dan kemudian kalau kita harapkan juga ada industri-industri turunan lainnya yang akan meng-off take katoda tembaga kita,” ungkap Tony.
Sementara untuk emas, Tony menegaskan, bahwa sudah ada kepastian off taker dari PT Antam Tbk yang mencapai 20 ton per tahun. Sementara lainnya, ia berharap ada pasar domestik yang bisa menyerap katoda tembaga hasil smelter ini.
“Kalau domestik, pasarnya ada, tentu saja kita sangat senang untuk jual domestik. Karena jual domestik, jual ekspor sama aja kalau sudah produk hilir seperti itu ya. Maksudnya sama aja adalah harganya akan sama, ongkos angkutnya lebih murah domestik tentu saja,” ungkap Tony.