Putin Mengatakan Akan Gencatan Senjata dengan Ukraina, Namun…

by -65 Views

Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengumumkan bahwa Moskow akan segera menghentikan tembakan dan memulai perundingan perdamaian, tetapi dengan syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh Ukraina. Salah satunya adalah menarik mundur pasukan dari empat wilayah Ukraina Timur yang telah dianeksasi oleh Rusia sejak 30 September 2022, yaitu Donetsk, Kherson, Luhansk, dan Zaporizhzhia. Ukraina juga diminta untuk menghentikan usahanya untuk menjadi anggota NATO.

“Segera setelah Kyiv menyatakan kesiapannya melakukan hal ini dan mulai menarik pasukannya serta secara resmi membatalkan rencana untuk bergabung dengan NATO, kami akan segera—pada saat itu juga—menghentikan tembakan dan memulai perundingan,” kata Putin dalam pertemuan dengan diplomat Rusia di Moskow seperti yang dilansir oleh AFP pada Jumat, 14 Juni 2024.

Perang antara Rusia dan Ukraina telah berlangsung lebih dari dua tahun, dan kekhawatiran muncul karena konflik tersebut dapat berkembang menjadi perang antara Rusia dan NATO.

Di sisi lain, Putin juga mengecam pembekuan aset Rusia di luar negeri sebagai “pencurian” dan mengingatkan bahwa hal tersebut tidak akan dibiarkan begitu saja. Pemimpin G7 baru-baru ini menyetujui pinjaman baru senilai $50 miliar untuk Ukraina menggunakan keuntungan dari aset Rusia yang dibekukan. Hal ini dipandang sebagai tindakan yang menunjukkan Moskow tidak akan mundur, menurut Presiden Amerika Serikat, Joe Biden.

G7 dan Uni Eropa juga telah membekukan sekitar $325 miliar, cadangan bank sentral Rusia, setelah Moskow memerintahkan pasukan ke Ukraina pada Februari 2022. Putin menilai negara-negara Barat telah mencoba memberikan dasar hukum untuk tindakan “pencurian” tersebut, tetapi ia menegaskan bahwa pencurian tetaplah pencurian dan akan menerima hukuman.

Putin juga memberikan peringatan bahwa perselisihan antara Moskow dan negara-negara Barat sudah mendekati titik yang tidak dapat kembali. Ia menyatakan bahwa Rusia memiliki gudang senjata nuklir terbesar dan telah menggunakan retorika nuklir dalam konflik dengan Ukraina sebagai bagian dari perang hibrida yang lebih luas antara Rusia dan NATO.

Ia juga mengecam forum perdamaian Ukraina yang diadakan di Swiss sebagai upaya mengalihkan perhatian dari persoalan ini. Rusia tidak diundang ke konferensi tersebut, yang dihadiri oleh kepala negara dan pejabat senior dari sekitar 90 negara dan organisasi internasional.