Pasukan Israel Berantakan, Banyak yang Membelot dan Menyerah

by -124 Views

Pasukan Israel membelot dan ‘mengibarkan bendera putih’ di Gaza. Menurut laporan Channel 12 Israel, sebanyak 30 anggota Pasukan Pendudukan Israel (IOF) membelot dan menolak perintah invasi darat di kota Rafah, Gaza.

Mereka yang merupakan bagian dari Brigade Pasukan Terjun Payung reguler, awalnya menerima perintah untuk mempersiapkan aksi di Rafah. Namun, mereka kemudian memberitahu atasan mereka bahwa mereka tidak mampu melaksanakan perintah tersebut dan menolak untuk datang.

Hal ini dianggap sebagai indikasi berkurangnya pasukan cadangan setelah pertempuran berbulan-bulan. Lebih dari 100 perempuan wajib militer di Israel juga menolak menjadi tentara pengintai di dekat garis pemisah dengan Gaza.

Mantan kepala Direktorat Operasi IOF Israel Ziv menyatakan bahwa penolakan terhadap serangan militer di Rafah adalah hal yang wajar karena tidak adanya rencana tata kelola pasca operasi. Dia menggambarkan invasi ke Rafah sebagai operasi yang memiliki risiko tinggi.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji untuk melancarkan serangan ke kota Rafah di Gaza selatan, meskipun ada tekanan dari mitra pemerintahannya untuk tidak melanjutkan kesepakatan yang mungkin mencegah invasi Rafah. Netanyahu menyatakan bahwa Israel akan masuk ke Rafah untuk menghancurkan batalion Hamas di sana, tanpa memedulikan kesepakatan gencatan senjata.

Negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas sedang berlangsung, dengan Amerika Serikat sebagai mediator. Kesepakatan tersebut dimaksudkan untuk membebaskan sandera, memberikan bantuan kepada masyarakat, dan mencegah serangan Israel ke Rafah.

Komentar Netanyahu muncul ketika Menteri Luar Negeri AS tiba di Israel untuk memajukan perundingan gencatan senjata. Netanyahu mengklaim bahwa Israel akan mencapai kemenangan total dengan atau tanpa kesepakatan tersebut.

Sebelumnya, PM Netanyahu telah berjanji untuk menghentikan perang sebelum mencapai semua tujuannya, mengakui bahwa operasi tersebut memiliki risiko tinggi dan peka terhadap reaksi AS dan Mesir.