Rancang Resolusi PBB untuk Gaza guna Mengakhiri Konflik Israel-Hamas

by -120 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat pertama kali mengedarkan rancangan resolusi PBB yang menyerukan gencatan senjata “segera” dalam perang Israel-Hamas, sebagai peringatan meningkatnya kelaparan di Gaza yang terkepung.

Washington sebelumnya telah memveto resolusi Dewan Keamanan yang menggunakan kata “segera”, namun Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengkonfirmasi perubahan posisi tersebut.

Blinken, yang akan bertemu dengan lima menteri luar negeri Arab di Mesir pada Kamis (21/3/2024), menekankan bahwa gencatan senjata segera harus dikaitkan dengan pembebasan sandera yang diculik oleh militan Palestina dalam serangan 7 Oktober yang memicu perang.

Pengeboman Israel di Gaza berlanjut semalaman, dan Kementerian Kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas melaporkan sedikitnya 70 orang tewas, sehingga total korban jiwa mencapai 32.000 orang.

“Kami sedang tidur dengan aman ketika kami mendengar ledakan besar,” kata warga Gaza Mahmud Abu Arar kepada AFP setelah pengeboman Israel di kota Rafah di selatan pada hari Rabu.

Rumah sakit terbesar di Gaza menjadi pusat konflik setelah Israel menuduh militan Palestina bersembunyi di sana dan melancarkan serangan selama berhari-hari, yang dikatakan telah menewaskan lebih dari 140 pejuang pada Kamis.

Hamas mengatakan serangan yang sedang berlangsung terhadap kompleks rumah sakit Al-Shifa yang luas, yang penuh dengan pasien dan orang yang mencari perlindungan, adalah suatu kejahatan.

Infrastruktur sipil di Gaza sebagian besar telah runtuh, dan badan-badan PBB memperingatkan bahwa 2,4 juta penduduk di wilayah tersebut berada di ambang kelaparan.

Amerika Serikat telah memveto naskah-naskah resolusi Dewan Keamanan PBB sebelumnya mengenai perang yang telah berlangsung hampir enam bulan itu, bahkan pada bulan lalu menyatakan keberatan terhadap istilah “segera” dalam rancangan yang diajukan oleh Aljazair.

Versi baru yang diedarkan oleh AS menekankan “perlunya gencatan senjata yang segera dan tahan lama” untuk melindungi warga sipil dan mengizinkan bantuan masuk ke wilayah tersebut.

Belum ada pemungutan suara yang dijadwalkan mengenai resolusi tersebut, tetapi Blinken mengatakan kepada media Saudi Al Hadath pada Rabu bahwa dukungan terhadap resolusi tersebut akan mengirimkan “pesan yang kuat.”

Adapun Blinken akan mendarat di Israel pada hari Jumat.

Sementara itu, proses negosiasi di Qatar sedang mempertimbangkan proposal Hamas untuk melakukan gencatan senjata selama enam minggu yang memungkinkan pertukaran sandera dengan tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel dan meningkatkan pengiriman bantuan.

Namun seorang pejabat senior Hamas yang berbasis di Lebanon, Osama Hamdan, mengatakan tanggapan Israel “sebagian besar bersifat negatif” dan menyebutnya sebagai “sebuah langkah mundur.”

AS dan Israel juga terlibat dalam tarik-menarik diplomatik atas kota Rafah di Gaza selatan, bagian terakhir dari wilayah tersebut yang sebagian besar masih belum tersentuh oleh pasukan darat Israel.

Ratusan ribu warga Palestina telah mengungsi ke kota tersebut untuk menghindari pertempuran di tempat lain, namun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersikeras bahwa serangan darat adalah satu-satunya cara untuk membasmi Hamas.

Para pejabat AS mengatakan mereka mendukung tujuan Netanyahu tetapi ingin Israel mencoba strategi agar tidak melakukan invasi yang berpotensi menimbulkan bencana di wilayah di mana sekitar 1,5 juta orang terkurung di perbatasan Mesir.