Populasi Babi China yang Meningkat Ganggu Pertumbuhan Ekonomi

by -78 Views

Pemerintah China mengambil langkah-langkah khusus untuk mengatur harga daging babi di negara tersebut setelah pertumbuhan jumlah ternak baru-baru ini sangat mempengaruhi harga daging babi. Kementerian Pertanian China mengatakan bahwa pedoman mengenai jumlah ternak harus digunakan secara lebih efisien untuk mencegah fluktuasi besar dalam kapasitas produksi babi setelah periode volatilitas.

Jumlah babi di China mengalami penurunan akibat wabah demam babi Afrika pada tahun 2018-2021, yang menyebabkan pemusnahan babi secara masif dan berdampak pada kenaikan harga. Upaya untuk memulihkan jumlah babi produksi kemudian menyebabkan over capacity, dengan populasi babi di China mencapai 434 juta pada tahun 2023 dari 310 juta pada tahun 2019.

Kementerian Pertanian China mengatakan bahwa peraturan perlu diperbarui mengingat efisiensi produksi babi terus meningkat dan konsumsi daging babi cenderung stabil. Pemerintah juga akan terus menerapkan target jangka panjang untuk peternakan babi, dengan mengurangi target retensi induk babi dari 41 juta menjadi 39 juta.

Fitch, sebuah lembaga pemeringkat, menyatakan bahwa kelebihan kapasitas dalam industri peternakan babi di China kemungkinan akan berlanjut hingga kuartal kedua, membuat sebagian besar peternak mengalami kerugian. Indeks harga konsumen China turun 0,8% pada bulan Januari, dipicu oleh penurunan harga pangan dan daging babi.

Harga daging babi turun 13,6% pada tahun 2023 dengan penurunan bulanan sebesar 0,2% di bulan Januari 2024, menunjukkan lemahnya permintaan konsumen. Hal ini bertentangan dengan kenaikan harga daging babi yang biasanya terjadi menjelang liburan tahun baru China.