Makan Siang Rp15.000 per Anak Tidak mencukupi, Airlangga: Hanyalah Pilot Project

by -93 Views

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merespons penilaian Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang menyebut budget makan siang gratis Rp 15.000/anak tidak akan cukup. Airlangga menyebut bahwa angka tersebut barulah proyek percontohan atau pilot project.

“Kita kan sudah membuat pilot project, nanti kita lihat saja,” kata Airlangga di kantornya, Selasa (27/2/2024).
Di luar itu, Airlangga mengatakan anggaran untuk program ini masih terus dibahas. Sejauh ini, kata dia, belum ada anggaran yang dipangkas untuk melaksanakan program tersebut.
“APBN belum ada detail makronya, belum ada yang dipangkas,” kata dia.

Sebelumnya, Menkes Budi Gunadi Sadikin buka suara mengenai anggaran program makan siang gratis yang digagas calon presiden Prabowo Subianto senilai Rp 15.000 per orang. Program ini akan masuk dalam Rancangan APBN 2025, kendati Prabowo belum resmi dinyatakan sebagai pemenang dalam Pemilihan Presiden 2024.
Budi Gunadi menilai angka Rp 15.000/anak tidak cukup memenuhi kebutuhan makan. “Sekarang saya tanya wartawan kalau makan Rp15 ribu, kenyang apa ga? Kalau di Yogya cukup,” kata Budi Gunadi di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (27/2/2024).
Menurutnya pada Rapat Kabinet di Istana Negara, Senin (26/2/2024) lalu dibahas mengenai anggaran 2025 yang dipersiapkan untuk presiden selanjutnya. Ia menyebut salah satu program yang diutamakan adalah makan siang gratis.
Dia mengatakan walaupun makan siang gratis akan dilakukan, Kementerian Kesehatan akan tetap melanjutkan program untuk balita, ibu hamil dan pengentasan stunting. Makan siang gratis, kata dia, akan menjadi program tambahan dengan target anak berumur di atas balita.
Budi mengatakan pihaknya belum membicarakan mengenai kecukupan gizi bagi anak dengan anggaran Rp 15.000/anak. “Itu belum dibicarakan tapi buat kan ingat dulu di sekolah makan, atau di pesantren orang terbiasa diberikan makan, jadi perilaku atau budaya makan bersama atau makan gratis ini sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia sudah terjadi,” katanya.