Tim Anies Memilih Meningkatkan Utang Luar Negeri Daripada Lokal, Kenapa?

by -177 Views

Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) memiliki rencana untuk memanfaatkan eksploitasi utang luar negeri jika mereka memenangkan Pilpres 2024. Menurut Sekretaris Dewan Pakar Timnas AMIN, Wijayanto Samirin, hal ini disebabkan oleh rasio utang luar negeri yang masih rendah dibandingkan dengan rasio utang domestik pemerintah.

Berdasarkan data Kementerian Keuangan, dari total utang pemerintah Rp 8.041,01 triliun per November 2023, utang dalam bentuk surat berharga negara domestik mencapai Rp 5.752,25 triliun, sementara utang valuta asing hanya Rp 1.372,73 triliun. Dengan nilai utang luar negeri yang masih relatif kecil, Wijayanto berpendapat bahwa pemerintah memiliki potensi besar untuk memanfaatkannya untuk membiayai proyek infrastruktur strategis di masa depan.

Selain itu, Wijayanto juga menekankan bahwa utang domestik, terutama dalam bentuk surat berharga negara, dapat merusak sektor keuangan dan pasar modal. Oleh karena itu, pemanfaatan utang luar negeri perlu dilakukan secara cerdas dan tidak boleh didikte oleh pemberi utang.

Menurutnya, China adalah contoh yang realistis dalam memanfaatkan utang luar negeri untuk membiayai proyek pembangunan. Dengan pendanaan yang bersumber dari lembaga internasional, proyek yang dibangun memiliki kualitas tinggi, seperti yang terjadi pada proyek MRT di Jakarta. Hal ini menunjukkan pentingnya keterlibatan lembaga internasional untuk membiayai proyek infrastruktur.

Wijayanto juga menyinggung peran Indonesia Investment Authority (INA) sebagai lembaga yang dapat berperan dalam pembiayaan proyek infrastruktur. Ia menyarankan keterlibatan lembaga internasional seperti Asian Development Bank (ADB), Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), World Bank, atau INA untuk memastikan proyek-proyek ini berjalan dengan baik.

Dengan demikian, pemanfaatan utang luar negeri dalam pembiayaan proyek infrastruktur di masa depan diharapkan dapat dilakukan secara optimal, dengan melibatkan lembaga internasional untuk memastikan kualitas dan kelancaran proyek tersebut.