Siaga Dunia! Ancaman Petaka Baru, Potensi Krisis Menular

by -159 Views

Sentimen negatif terus mengemuka dalam sektor pelayaran internasional. Masuk ke tahun 2024, setidaknya terdapat dua faktor negatif yang akan berdampak pada perdagangan internasional.

Pada awal tahun 2024, jalur perdagangan Asia-Eropa, Laut Merah, mengalami eskalasi konflik. Hal ini dipicu oleh pertempuran antara Israel dan milisi Palestina, Hamas, yang pada akhirnya merembet ke wilayah lain.

Hamas merupakan bagian dari aliansi Perlawanan yang didukung oleh Iran. Selain Hamas, terdapat kelompok Hizbullah di Lebanon, Houthi di Yaman, dan beberapa milisi Iran di Suriah dan Irak yang juga tergabung dalam aliansi tersebut. Eskalasi konflik mencapai puncaknya dengan serangan yang dilakukan oleh Hizbullah dan Houthi terhadap Israel.

Houthi melancarkan serangan terhadap kapal dagang yang diduga memiliki kaitan dengan Israel yang melintasi Laut Merah. Hal ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina dalam konflik antara Hamas dan Israel di Gaza.

Eskalasi konflik ini telah berdampak global karena wilayah Timur Tengah memiliki posisi strategis dalam perdagangan internasional. Beberapa perusahaan perkapalan besar seperti Maersk, Mediterranean Shipping Company (MSC), Ocean Network Express (ONE), Hapag Lloyd, dan Hyundai Merchant Marine (HMM) memilih untuk menghindari perairan Laut Merah dan Terusan Suez akibat serangan Houthi. Mereka pun memilih untuk berlayar ke Tanjung Harapan di ujung Selatan Afrika.

Hal ini juga berdampak pada kenaikan tarif pengiriman. Tarif angkutan barang dari Asia ke Eropa Utara meningkat lebih dari dua kali lipat, begitu juga tarif dari Asia ke Pantai Timur Amerika Utara dan Pantai Barat.

Eskalasi konflik di Laut Merah dan Samudera Hindia diprediksi akan mendorong penundaan dan biaya tambahan bagi peritel seperti Walmart, IKEA, Amazon, serta produsen makanan seperti Nestle dan pedagang grosir termasuk Lidl.

Tak hanya Laut Merah, eskalasi akibat ketegangan geopolitik juga diwaspadai di wilayah jalur perdagangan Selat Taiwan dan Laut Hitam pasca perang Rusia Ukraina.

Di sisi lain, penyeberangan melalui Terusan Panama mengalami penurunan 33% karena menyusutnya permukaan air. Hal ini menyebabkan kenaikan biaya pengiriman curah kering untuk komoditas seperti gandum, kedelai, bijih besi, batu bara, dan pupuk. Cuaca buruk juga mengakibatkan antrian kapal yang lebih panjang dari biasanya di pelabuhan Paranagua di Brasil, yang akan memasuki musim puncak pengiriman kedelai.

Kondisi cuaca dan ketegangan politik menjadi faktor utama yang berdampak pada sektor pelayaran internasional. Kesulitan tersebut diharapkan menjadi pelajaran bagi industri pelayaran global dalam menghadapi tantangan ke depan.