Hizbullah Mengincar Israel dan AS Mulai Menerapkan Diplomasi

by -174 Views

Perang antara Israel dan Hamas telah berlangsung selama lebih dari tiga bulan dan belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir, bahkan semakin meluas. Baru-baru ini, Lebanon melepaskan puluhan tembakan besar ke Israel utara pada Sabtu (6/1/2024) waktu setempat. Kelompok Hizbullah Lebanon mengatakan bahwa mereka menyerang pos pengamatan penting Israel pada Sabtu pagi dengan 62 roket sebagai “respon awal” terhadap pembunuhan wakil ketua Hamas. Ketegangan semakin meningkat setelah wakil pemimpin Hamas, Saleh al-Arouri, dibunuh oleh pesawat tak berawak pada hari Selasa di pinggiran selatan Beirut, tempat kubu sekutu Hamas di Lebanon yang didukung Iran, Hizbullah. Sementara itu, serangan Israel terhadap Hamas di Gaza telah menewaskan 22.600 orang. Serangan itu juga telah menghancurkan daerah kantong padat penduduk yang berpenduduk 2,3 juta orang.
Amerika Serikat dan Uni Eropa telah memulai upaya diplomatik baru pada hari Jumat untuk menghentikan dampak perang Gaza agar tidak meluas ke Lebanon, Tepi Barat yang diduduki Israel, dan jalur pelayaran Laut Merah. Bagaimana kondisi terkini di Gaza? Menurut berbagai sumber, berikut ini kabar terbaru dari perang di Gaza.
Kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah, mengatakan pihaknya menargetkan pos militer penting Israel dengan 62 roket sebagai “respon awal” terhadap pembunuhan seorang pemimpin Hamas di Beirut minggu ini. Militer Israel mengatakan sebelumnya telah mengidentifikasi sekitar 40 roket yang ditembakkan ke pos pengawasan udara Meron. Sirene serangan udara berbunyi di kota-kota besar dan kecil di Israel utara, kemudian juga terdengar di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.
Kepala bantuan darurat PBB, Martin Griffiths, mengatakan bahwa kelaparan akan segera tiba di Gaza, di mana masyarakat menghadapi tingkat kerawanan pangan tertinggi yang pernah tercatat. Ia memandang Gaza telah mejadi tempat kematian dan keputusasaan berdasarkan angka kematian puluhan ribu orang, serangan terhadap fasilitas medis dan kurangnya fungsi rumah sakit.
PBB telah memperingatkan bahwa Gaza menjadi “tidak dapat dihuni”. Ini imbas dari serangan Israel yang tak kunjung berhenti setelah tiga bulan, dan telah menewaskan lebih dari 22.600 warga Palestina dan hampir 58.000 orang terluka.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, bertemu dengan para pemimpin Turki dan Yunani pada hari Sabtu. Pertemuan ini merupakan bagian dari upaya untuk meredakan ketegangan di Timur Tengah sejak perang Israel dengan Hamas dimulai pada bulan Oktober.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Hussein al-Sheikh, mengatakan bahwa “masa depan Jalur Gaza ditentukan oleh rakyat Palestina, bukan Israel.” Palestina menolak rencana pembangunan Gaza pasca perang yang diajukan oleh Israel.
Demikianlah kabar terbaru mengenai perang Gaza yang terjadi saat ini. Semoga keadaan di sana segera dapat mereda dan perdamaian kembali menyelimuti wilayah tersebut.