Prediksi IMF, Bank Dunia & OECD tentang Ekonomi Indonesia pada Tahun 2024

by -194 Views

Tantangan ekonomi global pada tahun 2024 diprediksi tidak akan semakin mudah, termasuk bagi Indonesia. Berbagai lembaga internasional memperkirakan bahwa ekonomi global akan melemah pada tahun depan dibandingkan dengan tahun 2023, meskipun ketahanan ekonomi Indonesia diperkirakan masih akan tetap terjaga.

Tiga lembaga internasional, yaitu Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia (WB), dan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) telah menerbitkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global dan Indonesia pada tahun 2024.

IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global hanya akan mencapai 2,4%, turun dari proyeksi pertumbuhan pada tahun 2023 sebesar 3%. OECD memperkirakan pertumbuhan ekonomi global hanya sebesar 2,7%, turun dari perkiraan pertumbuhan tahun lalu sebesar 2,9%. Sedangkan WB memperkirakan pertumbuhan ekonomi global sebesar 2,4%, naik dari 2,1% pada tahun 2023, namun proyeksi tersebut merupakan hasil revisi dari perkiraan untuk tahun 2024 yang sebelumnya sebesar 2,7%.

Beberapa faktor risiko yang mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi global antara lain adalah kondisi melemahnya ekonomi China sebagai penggerak ekonomi Asia, penurunan harga komoditas yang mempengaruhi kinerja ekspor sejumlah negara, krisis pangan, dan juga meningkatnya tensi politik global saat ini.

Menteri Keuangan Sri Mulyani juga menyatakan bahwa tekanan ekonomi global masih akan sangat besar pada tahun 2024 akibat dari memanasnya situasi geopolitik di berbagai belahan dunia.

Meskipun begitu, tiga lembaga internasional tersebut memperkirakan perekonomian Indonesia masih akan mengalami pertumbuhan yang stabil, meski tidak bisa mencapai pertumbuhan di atas 5% seperti sebelumnya.

IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh di kisaran 5%, sama seperti perkiraan untuk pertumbuhan pada tahun 2023. WB memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,9%, turun dari 5% pada tahun 2023. Sedangkan OECD malah memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia naik dari 4,9% menjadi 5,2%.

Salah satu motor pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan mengalami penurunan pada tahun ini adalah ekspor. Kenaikan harga komoditas yang terjadi pada tahun 2022 dan 2023 dianggap tidak akan terjadi lagi tahun ini karena adanya normalisasi pasokan.

Faktor lain yang mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah kebijakan pemerintah yang mempertahankan kebijakan fiskal yang netral, kebijakan pajak dan reformasi administrasi yang moderat, realisasi belanja negara, dan peningkatan belanja modal secara bertahap dalam jangka menengah. IMF juga menilai kebijakan moneter Bank Indonesia telah sejalan dengan inflasi yang berada di kisaran target bank sentral dalam jangka menengah.

Bank Dunia juga menganggap konsumsi swasta akan menjadi pendorong utama pertumbuhan pada tahun 2024. Sedangkan OECD menilai prospek pertumbuhan Indonesia tetap baik dan stabil, didukung oleh kondisi pasar tenaga kerja yang lebih baik, inflasi yang lebih rendah, perbaikan sentimen investor yang akan mendukung konsumsi dan investasi, sehingga mengimbangi gambaran perdagangan global yang suram.