Produk Halal Indonesia Mendapat Respon Luar Negeri yang Positif, Berbanding Nilai Rp 655 Tahun

by -130 Views

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melaporkan bahwa neraca perdagangan terkait produk halal Indonesia di tahun 2023 periode Januari-Oktober mengalami surplus. Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Dirjen PEN) Kemendag, Didi Sumedi menyampaikan, neraca perdagangan produk halal Indonesia tahun 2023 sebesar US$ 37,3 miliar.
“Angka ini memang turun dibanding Tahun 2022 di periode yang sama, tapi kita lihat sebetulnya yang menarik, benchmark tahun 2023 di mana surplus kita di dalam neraca perdagangan untuk produk halal itu mencapai US$ 47,7 miliar, sementara nilai surplus nasional kita secara total semuanya US$ 54,5 miliar,” kata Didi dalam Media Briefing Publikasi Kinerja Ekspor Produk Halal Indonesia di Kantor Kemendag, Selasa (19/12/2023).

Menurut Didi, 85% surplus ekspor nasional RI disumbang oleh produk halal.
“Jadi luar biasa gerakan ekspor produk halal kita, mudah-mudahan ini ke depan bisa terus membesar angka surplusnya. Tentu ini terkait dengan ekspor yang semakin besar, dan ini merupakan kebanggaan kita semua, bahwa apa yang kita upayakan betul-betul terjadi di dalam kriteria atau implementasi nyata harian kita,” lanjutnya.

Selain itu, Didi mengungkapkan, di Januari-Oktober 2023 nilai total perdagangan halal Indonesia baik ekspor maupun impor mencapai US$ 53,4 miliar, di mana produk halal ekspornya mencapai US$ 42,3 miliar atau setara Rp 655 triliun (kurs Rp 15.500) dan impornya US$ 11,1 miliar.
“Dan tahun-tahun ke depan diharapkan impor untuk produk halal itu semakin kecil, karena kita ingin melakukan substitusi produk-produk halal yang selama ini kita impor. Misalnya, kosmetik. Kosmetik itu kayak merek-merek atau brand yang ternama ya agak sulit disubstitusi, tapi sebetulnya bisa itu disubtitusi dengan kesadaran bahwa rakyat Indonesia terutama di kaum yang muslim misalnya hanya akan menggunakan kosmetik yang halal, sehingga produk-produk yang belum ada halalnya dari luar negeri sudah bisa ditinggalkan,” ujar Didi.

Apabila itu dilakukan, menurutnya, akan membantu gerakan konsumsi halal nasional.
Meskipun angka neraca perdagangan dan nilai ekspor produk halal RI tahun 2023 mengalami penurunan, ia menyampaikan, secara volume di Januari-Oktober 2023 tidak kalah dengan volume ekspor produk halal Indonesia di Tahun 2022.
“Sehingga sebetulnya kemampuan ekspor kita sepanjang tahun ini baik-baik saja,” tuturnya.

Lebih lanjut, Didi menyampaikan terdapat 4 sektor utama produk halal ekspor Indonesia, diantaranya produk makanan olahan, produk farmasi, produk kosmetik, dan juga produk fashion atau pakaian muslim.
“Nah sepanjang 5 tahun terakhir, dari 2012-2022 itu trennya terus meningkat. Kalau kita lihat total trennya mencapai 13,5% sepanjang 5 tahun terakhir dari 2018 sampai 2022. Tapi yang paling besar dan kenaikannya adalah di sektor makanan olahan, jadi memang ya kalau makanan olahan adalah terkait dengan perut. Kalau fashion itu kan mungkin orang beli baju tuh bisa mungkin sebulan sekali. Tapi kalau makanan kan setiap hari dimakan. Ini yang membantu kita juga dari sisi kenaikan ekspor,” ungkap Didi.