Mengapa Netanyahu Dituduh Melindungi Hamas?

by -155 Views

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan memiliki “simbiosis aneh” dengan Hamas, yang memerintah Gaza, Palestina. Bahkan, dalam laporan The Washington Post, ia dianggap banyak pengamat sengaja “melindungi” Hamas.

Netanyahu, memimpin pemerintahan Israel tanpa terputus antara tahun 2009 dan 2020. Ia kemudian kembali berkuasa pada bulan Desember 2022.

Sebenarnya, ia telah berulang kali bersumpah untuk menghancurkan Hamas selama masa jabatannya. Namun di sisi lain, Netanyahu malah menerapkan kebijakan yang membantu kelompok tersebut mempertahankan cengkeramannya atas Gaza, lapor media AS tersebut.

“Ini adalah aliansi aneh yang telah berakhir,” kata sejarawan Israel Adam Raz, yang telah mempelajari hubungan antara perdana menteri dan kelompok militan tersebut.

Dalam 10 tahun terakhir misalnya, ujar Raz, Netanyahu telah berupaya memblokir segala upaya untuk menghancurkan Hamas di Gaza selama ia memimpin. Padahal, kedua belah pihak hampir mencapai pemulihan hubungan pada tahun 2018.

Kabinet perdana menteri itu menyetujui transfer uang dari Qatar yang digunakan untuk membayar gaji publik di Gaza, termasuk memperbaiki infrastruktur lokal, dan bahkan mendanai operasi Hamas.

Tujuan dari kebijakan Netanyahu diduga untuk memecah belah rakyat Palestina, dengan membiarkan Hamas menguasai Gaza dan membiarkan saingannya dari Otoritas Palestina menguasai Tepi Barat.

Politisi tersebut dilaporkan menganggap Hamas berguna dalam menghentikan proses perdamaian Israel-Palestina dan bahkan berguna untuk mengganggu pembentukan negara Palestina.

Kantor Netanyahu menolak memberikan tanggapan mengenai hal tersebut. Namun seorang pejabat senior pemerintah yang enggan disebutkan namanya membantah bahwa Netanyahu pernah menerapkan kebijakan untuk mempertahankan kekuasaan Hamas.

Sebenarnya dalam laman yang sama, disebut bagaimana Netanyahu bukan satu-satunya yang melihat manfaat dari situasi ini. Kelompok moderat Israel mulai membayangkan masa depan selain stabilisasi Gaza dengan standar hidup yang lebih baik.

Dunia usaha memuji membaiknya hubungan Israel dengan negara-negara tetangga Arab dan ekspor Israel dengan bantuan dari Gaza tumbuh.

Sementara itu di Gaza, masih dimuat Washington Post, di mana pemilu belum pernah diadakan sejak tahun 2006, lebih sulit untuk mengukur dukungan terhadap Hamas. Sebelum perang, ketakutan akan pembalasan Hamas menjadikan kritik terhadap rezim hanya sekedar bisikan.

Ini adalah bagian dari kesepakatan dan kesimpulan yang terjadi di negara di Timur Tengah yang saat ini mendapat perhatian internasional, terutama Amerika Serikat.