Apakah Ada yang Tersirat dari Singgungan Tim Prabowo-Gibran Terhadap Defisit APBN 6%?

by -156 Views

Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran memastikan bahwa kedua pasangan calon (Paslon) berkomitmen untuk melanjutkan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dan proyek infrastruktur lainnya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Wakil Ketua TKN Erwin Aksa menyampaikan hal tersebut dalam acara Your Money Your Vote di CNBC Indonesia, Rabu (22/11/2023). Erwin mengatakan pembangunan IKN akan menggerakkan roda perekonomian, ditambah proyek infrastruktur lainnya yang akan menciptakan pemerataan ekonomi.

“Itu kan Pembangunan IKN, tapi di semua Indonesia ada pembangunan. Contoh irigasi, kita harus perbaiki kita punya dam, banyak perlu perbaikan, perbaikan jalan, kita butuh tol trans dari Sulawesi Barat ke Sulawesi Bagian Timur,” kata Erwin.

Erwin lantas menjelaskan mengenai sumber biaya untuk pembangunan infrastruktur tersebut. Dia mengatakan Prabowo-Gibran menggenjot pendapatan negara dengan menaikkan rasio perpajakan (tax ratio) dan mengurangi kebocoran APBN.

“Balik lagi dari mana dananya? Kita harus menaikkan tax ratio kita, kita harus mengurangi kebocorannya,” kata dia. Ketika disinggung soal sumber dana APBN, Erwin mengakui proyek-proyek tersebut akan membebani anggaran. Namun, dia menyinggung soal keberanian untuk menaikkan rasio defisit. “Ya otomatis, kan di situ kita ada ratio deficit, berani ga kita menaikkan rasio defisit kita dari 3% ke 6%,” kata dia.

Erwin melanjutkan dengan menyinggung soal utang. Dia mengatakan rasio utang Indonesia masih lebih baik ketimbang negara lain. “Ratio debt Indonesia masih baik dibanding negara lain, saya kira semua ekonom di sini mengerti tentang ini, makanya saya bilang its economy, stupid,” kata Erwin.

It’s economy, stupid! adalah jargon kampanye mantan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton pada 1992. Jargon itu diciptakan sebagai kritik atas pencapaian ekonomi calon presiden AS inkumben George H. W Bush.

Ekonom senior Didik J. Rachbini yang hadir sebagai narasumber mengkritik pendapat Erwin soal rasio utang. Dia mengatakan apabila negara Jepang memiliki hutang Rp 7.000 triliun, maka mereka memiliki kewajiban bunga yang lebih rendah dibandingkan ketika Indonesia yang berhutang.

“Problemnya kita dengan Jepang dan Singapura beda. Kalau Jepang punya utang Rp 7 ribu triliun seperti kita, maka bunganya Rp 30 triliun. Kalau kita punya hutang Rp 7 ribu triliun, maka bunganya Rp 400 triliun. Itu bedanya sehingga kita membayar banyak, karena bunganya 6%, Jepang 0,2%. Nah sehingga kita harus berhati-hati dalam debat di publik ini harus tetap rasional,” kata dia.

Menanggapi pernyataan Didik, Erwin mengatakan Prabowo-Gibran ingin melaksanakan gagasan third way economy. Gagasan itu diajukan oleh Anthony Giddens, yakni mengenai jalan ketiga pembangunan ekonomi di antara kapitalisme dan sosialisme.

“Kita harus memajaki orang kaya, lalu memberikan kepada yang miskin. Dan kembali lagi kita butuh distribusi dari BLT, bansos, PKH tepat sasaran,” kata dia.