Rusia Mengungkap Ancaman Nuklir Israel di Gaza secara Terbuka

by -128 Views

Rusia telah mengingatkan bahwa ancaman nuklir yang dibuat oleh pejabat Israel sehubungan dengan perang di Gaza bisa meningkatkan tensi geopolitik dan menyebutnya “provokatif dan tidak dapat diterima.” Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova telah berkali-kali berkomentar pada minggu ini mengenai persenjataan nuklir Israel, dengan pernyataan terbarunya yang diungkapkan pada Kamis (9/11/2023) yang mengeklaim bahwa pernyataan provokatif terkait dengan penggunaan nuklir adalah bukti bahwa Israel memiliki persediaan senjata tersebut.

Menteri Warisan Budaya sayap kanan Israel Amichai Eliyahu diskors pada Minggu oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyusul komentar yang dibuat di sebuah acara radio. Dia berpendapat bahwa senjata atom bisa menjadi “salah satu pilihan” untuk menargetkan militan Hamas dalam perang yang sedang berlangsung di Timur Tengah.

Revital “Tally” Gotliv, anggota parlemen Israel, Knesset, dari partai politik Likud, juga telah menyerukan agar Israel menggunakan senjata “kiamat” untuk menargetkan mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan ribuan orang dan penyanderaan pada 7 Oktober, dan secara khusus merujuk pada program rudal balistik “Jericho” yang dikembangkan pada tahun 1960-an.

“Dengan latar belakang kebijakan historis Israel yang tidak menentu mengenai kepemilikan senjata nuklirnya, pernyataan-pernyataan ini tidak hanya secara jelas mengonfirmasi keberadaan senjata-senjata tersebut di negara ini, namun juga menunjukkan kesiapan untuk secara serius mempertimbangkan kemungkinan menggunakannya dalam skenario yang sepenuhnya tidak pantas,” kata Zakharova sebagaimana dilansir Tass dan dikutip Newsweek.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengunggah di X, sebelumnya Twitter, bahwa AS “menghalangi inisiatif perdamaian untuk gencatan senjata di Gaza”.

Arkady Moshes, direktur program Uni Eropa Timur dan program penelitian Rusia di Institut Urusan Internasional Finlandia, mengatakan kepada Newsweek bahwa pernyataan tersebut mungkin hanya merupakan bagian dari pedoman Rusia untuk membebaskan diri dari kesalahannya berdasarkan ancaman nuklir yang terus-menerus dilakukan negara tersebut sejak menginvasi Ukraina pada Februari 2022.

“Amerika Serikat disinggung oleh Zakharova sehubungan dengan komentarnya, yang pada dasarnya memandang negara tersebut terlibat dengan “berkomplot” dan mendukung Israel sebagai sekutunya. Pandangan serupa juga dianut di seluruh AS, termasuk oleh sejumlah anggota Kongres-termasuk satu-satunya politisi keturunan Palestina, Rashida Tlaib dari Partai Demokrat-yang telah berulang kali menyerukan pemerintahan Biden untuk melakukan gencatan senjata.