Produksi Minyak Raksasa AS di RI Dalam Masa Kejayaannya Yang Lalu.

by -110 Views

Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto, mengakui bahwa lapangan minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia yang mayoritas sudah tua telah mengalami penurunan produksi. Bahkan, kondisi ini juga terjadi pada blok migas yang masih tergolong muda, seperti Blok Cepu.

Menurut Sugeng, pada tahun 2021, produksi Blok Cepu mencapai puncaknya sebesar 230 ribu barel per hari (bph). Namun, saat ini produksi tersebut telah mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya eksplorasi yang signifikan dan tidak adanya penemuan sumber-sumber baru. Sehingga, saat ini Indonesia hanya mengandalkan dua blok sebagai tulang punggung produksi migas di hulu, yaitu Blok Rokan dan Blok Cepu.

Sementara itu, Sugeng juga mengungkapkan bahwa setelah diambil alih oleh Pertamina, produksi di Blok Rokan masih tetap stabil sebesar 164 ribu bph. Sedangkan untuk Blok Cepu yang dikelola oleh ExxonMobil Cepu Ltd (EMCL), produksinya saat ini berada di level 160 ribu bph.

Kedua blok tersebut merupakan tulang punggung produksi minyak Indonesia dalam asumsi makro APBN tahun 2023. Target produksi minyak Indonesia adalah sebesar 660 ribu bph, namun mencapai target tersebut sulit dicapai.

Selain itu, EMCL juga berusaha keras untuk meningkatkan produksi minyak di Blok Cepu guna merebut gelar sebagai produsen minyak terbesar di Indonesia, terutama setelah produksinya disalip oleh Blok Rokan. Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, juga menyampaikan bahwa EMCL tidak ingin menjadi nomor dua sebagai produsen minyak terbesar di Indonesia.

Dwi juga mengungkapkan bahwa produksi Blok Cepu saat ini berada di level 157 ribu bph. Dengan rencana kegiatan pengeboran tujuh sumur di Lapangan Banyu Urip yang akan dimulai tahun depan, diharapkan terjadi peningkatan produksi sebesar 18 ribu bph.

Dwi berharap bahwa peningkatan produksi tersebut dapat terjadi, sebagaimana halnya dengan Blok Banyu Urip yang awalnya memiliki cadangan sebesar 450 juta barel, namun kini sudah mencapai 900 juta barel, dua kali lipat dari perencanaan semula.

Artikel Selanjutnya:
Anak Usaha Pertamina Teken Kontrak Ngebor Migas Exxon Rp485 M