Ini Alasan AS Menolak Gencatan Senjata di Gaza

by -139 Views

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa gencatan senjata Israel di Gaza akan memungkinkan Hamas untuk berkumpul kembali dan melakukan serangan lebih lanjut. Namun, ia menambahkan bahwa Israel harus mengambil “setiap tindakan yang mungkin” untuk mencegah jatuhnya korban sipil di wilayah tersebut.

Blinken menyampaikan komentarnya ini pada Sabtu di Yordania setelah melakukan pembicaraan dengan para pemimpin Arab yang menginginkan pertempuran segera dihentikan. Mereka menuduh Israel melakukan kejahatan perang.

Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi, menggambarkan konflik tersebut sebagai “perang yang berkecamuk yang menewaskan warga sipil, menghancurkan rumah mereka, rumah sakit, sekolah, masjid, dan gereja mereka.” Ia menyatakan bahwa hal ini tidak dapat dibenarkan dengan alasan apapun dan tidak akan membawa keamanan bagi Israel serta tidak akan membawa perdamaian di kawasan tersebut.

Ada kekhawatiran bahwa perang ini dapat menarik aktor-aktor regional lainnya dan menyebabkan destabilisasi di Timur Tengah.

Blinken, yang menyerukan jeda kemanusiaan dalam pertempuran daripada gencatan senjata, mengatakan bahwa meskipun AS tidak sepenuhnya setuju dengan para pemimpin Arab mengenai beberapa cara untuk mencapai perdamaian abadi di wilayah tersebut, tujuan mereka tetap sama.

Israel mulai membom Gaza setelah Hamas membunuh lebih dari 1.400 orang di Israel dalam serangan mendadak pada 7 Oktober. Lebih dari 200 orang diculik dan sebagian besar masih disandera. Menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas, setidaknya 9.488 orang telah terbunuh di Gaza.

Perjalanan Blinken ke Yordania ini dilakukan sehari setelah ia mengunjungi Israel untuk berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang mengatakan bahwa tidak akan ada jeda kemanusiaan sampai semua sandera Israel dibebaskan.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah memfokuskan serangannya di bagian utara Gaza dan telah memberikan peringatan kepada warga sipil agar meninggalkan wilayah tersebut. Namun, sebanyak 400.000 warga sipil masih berada di wilayah tersebut, menurut utusan khusus AS untuk masalah kemanusiaan Timur Tengah, David Satterfield.

IDF juga melancarkan serangan di wilayah selatan dan PBB telah memperingatkan bahwa tidak ada wilayah di Gaza yang aman.